Saatnya Santri Garut Melek Literasi Digital dan Ikut Berantas Hoaks di Medsos

Lembaga tulis menulis dan publikasi NU memberikan pelatihan khusus cara membuat konten berita hingga pemanfaatan media sosial.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 27 Agu 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2021, 12:00 WIB
Lembaga Ta'lif Wa Nashr (LTN) Kabupaten Garut, Jawa Barat menggelar kegiatan workshop Literasi Digital Santri 2021 dalam upaya menghasilkan konten yang positif di kalangan pesantren.
Lembaga Ta'lif Wa Nashr (LTN) Kabupaten Garut, Jawa Barat menggelar kegiatan workshop Literasi Digital Santri 2021 dalam upaya menghasilkan konten yang positif di kalangan pesantren. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Sekitar 80 orang santri perwakilan dari 30 pesantren di Garut, Jawa Barat, mengikuti kelas literasi digital menulis dan media sosial, Rabu (25/8/2021).

Diinisiasi Lembaga Ta’lif Wa Nashr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut, lembaga tulis menulis dan publikasi NU, memberikan pelatihan khusus cara membuat konten berita, hingga pemanfaatan medsos mulai Youtube, Facebook, Instagram, vlog, podcast, hingga Tiktok yang tengah naik daun.

Ketua LTNU Garut Jayadi Supriadin mengatakan, pendidikan literasi digital bagi santri penting dilakukan untuk menghasilkan produk literasi yang baik bagi masyarakat.

"Hasilnya bisa buku, kitab, atau bahkan siapa tahu ada youtuber santri atau vloger santri dari Garut," ujarnya di sela-sela kegiatan Workshop Literasi Digital Santri 2021 di Gedung MUI Garut, Rabu (25/8/2021).

Menurut Jayadi, media sosial masih dianggap tabu oleh para orangtua, sehingga dipandang sebelah mata. Padahal banyak manfaat yang bisa diambil dari media sosial jika dimanfaatkan dengan baik.

Dengan hadirnya pelatihan itu, para santri, pengurus, hingga para ustaz, di pesantren diajak mulai terbiasa menggunakan dan menghasilkan produk literasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Bisa saja nanti dakwahnya melalui medsos seperti Gus Baha, atau ustaz Adi Hidayat dan lainnya," ujar dia.

Selain andal menghasilkan konten naskah tulisan, puluhan santri itu diharapkan mampu menghasilkan materi medsos yang berkualitas bagi masyarakat.

"Bisa juga menjadi salah satu upaya menangkal berita hoaks atau bohong kalangan santri di pesantren," ujarnya.

Hal senada disampaikan Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono. Menurutnya, konten medsos yang bijak diharapkan mampu menangkal besarnya konten negatif di masyarakat.

"Dunia pesantren memiliki peranan penting dalam memberikan edukasi yang baik bagi masyarakat," ujar dia.

Untuk itu, Wirdhanto kerap mengingatkan pentingnya penyebaran informasi yang akurat serta bijak dalam menggunakan medsos dalam kehidupan sehari-hari.

"Jika memang terbukti bersalah menggunakan dan menyebarkan informasi hoaks tentu ada aturan secara hukum yang menjeratnya," ujar Wirdhanto mengingatkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tangkal Hoaks

Puluhan santri perwakilan dari 30 pesantren di Garut, Jawa Barat tengah mengikuti kelas literasi digital yang diselenggaran LTNU Garut di Gedung Aula MUI Garut.
Puluhan santri perwakilan dari 30 pesantren di Garut, Jawa Barat tengah mengikuti kelas literasi digital yang diselenggaran LTNU Garut di Gedung Aula MUI Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kepala Kantor Kementerian Agama Garut Cece Hidayat menyambut baik kegiatan literasi digital bagi santri tersebut. Menurutnya, kegiatan itu diharapkan menghasilkan santri yang melek digital, untuk menghasilkan produk literasi secara digital pula.

"Jangan sampai dunia maya ini diisi oleh konten-konten negatif yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab," ujar dia mengingatkan.

Menurutnya, pendidikan pesantren yang memiliki ciri khas tersendiri, dengan ragam budaya baik yang menyertainya, sehingga dinilai efektif mendidik santri menghasilkan ragam produk konten medsos yang berkualitas.

"Mulai tidur, hingga aktifitas lainnya di dunia pesantren sangat menarik untuk kita gali," kata dia.

Dengan upaya itu, kehadiran santri milenial yang melek teknologi termasuk dalam penggunaan medsos, diharapkan mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Kegiatan ini jangan satu kali, tapi berjenjang dan berkelanjutan, mereka dilatih bagaimana cara membuat tiktok yang baik, membuat you tube yang baik, vlog yang baik menshare yang baik," kata dia.

Bahkan seiring naiknya ratting dari konten medsos yang dihasilkan santri di pesantren, dinilai mampu menjadi salah satu sumber pendapatan bagi kalangan dunia pesantren termasuk santri secara individu.

"Banyak santri yang memiliki kemampuan digital yang handal, nanti kita cipatakan santriprenership jadi entrepreneur atau jadi pengusaha yang handal sebab mereka punya kemampuan," kata dia.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya