SMK dan Tantangan Kerja di Masa Depan

Wujudkan Sekolah Digital, Mendikbudristek Resmikan Fasilitas Baru Tiga SMK di Surakarta Surakarta, 13 September 2021. Menteri Nadiem meresmikan fasilitas ruang praktek di SMKN 6 Surakarta

oleh Dewi Divianta diperbarui 16 Sep 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 18:00 WIB
Mendikbudristek, Nadiem Makarim saat Kunjungan Kerja di Surakarta
Mendikbudristek, Nadiem Makarim saat Kunjungan Kerja di surakarta (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meresmikan fasilitas baru berupa ruang praktek dan ruang teori siswa pada tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta, yakni SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 5 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.

Menteri Nadiem menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang terus berusaha menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mewujudkan sekolah digital di kota Surakarta.

“Semoga program seperti ini dapat ke SMK lainnya yang memerlukan. Besar harapan kami kerja sama yang terjalin antara SMK dengan mitra industri akan menghasilkan berbagai macam inovasi yang mampu menjawab tantangan dunia masa kini dan masa depan, khususnya di bidang rekayasa perangkat lunak serta digital marketing and communication,” kata Menteri Nadiem dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin (13/9/2021).

Ia berharap kolaborasi tersebut akan menjadi contoh praktik baik perbaikan SMK bagi sekolah-sekolah lain di Kota Surakarta dan di seluruh Indonesia. “Saya yakin hasil dari kolaborasi ini akan semakin memupuk ketangguhan anak-anak kita dalam menghadapi tantangan di masa depan. Mari, kita terus tumbuhkan semangat berkembang dan berinovasi untuk vokasi kuat, menguatkan Indonesia,” ujar dia.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

SMK dan Kebutuhan Dunia Kerja

Menurutnya, pendidikan vokasi yang mengedepankan ilmu praktis, kata Mendikbudristek semestinya mampu membangun keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja. Namun, pada kenyataannya, daya serap lulusan SMK di dunia kerja cukup rendah, disebabkan masih cukup besarnya jarak antara kemampuan yang diajarkan di sekolah dengan kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja.

“Kita membutuhkan kolaborasi yang lebih erat dan bersifat holistik antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri,” ujar Menteri Nadiem.

Nadiem berharap revitalisasi pendidikan vokasi sebagai salah satu prioritas Merdeka Belajar. Kemendikbudristek telah memperkenalkan SMK Pusat Keunggulan sebagai kelanjutan dari SMK Pusat Keunggulan.

SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja,” ujar Menteri Nadiem.

Salah satu terobosan dalam transformasi pendidikan vokasi adalah perancangan dan penerapan skema kolaborasi link and match 8+i antara SMK dengan mitra industri. Skema ini memastikan peran aktif mitra industri dalam meningkatkan kualitas SMK dan lulusannya, mulai dari kurikulum, sumber daya manusia, sampai ketersediaan infrastruktur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya