Kekayaan Alam Gorontalo Menanti Status Kawasan Geopark Nasional

Kekayaan sumber daya alam di Provinsi Gorontalo bersiap ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional. Berbagai kajian dan persyaratan telah dan sedang dirampungkan untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 13 Nov 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2021, 09:00 WIB
Keindahan taman laut Olele di Kabupaten Bone Bolango sebagai salah satu geosite yang diusulkan menjadi kawasan Geopark Nasional berberengan dengan 26 geosite yang ada di Gorontalo. (Foto: istimewa).
Keindahan taman laut Olele di Kabupaten Bone Bolango sebagai salah satu geosite yang diusulkan menjadi kawasan Geopark Nasional berberengan dengan 26 geosite yang ada di Gorontalo. (Foto: istimewa).

Liputan6.com, Gorontalo - Kekayaan sumber daya alam di Provinsi Gorontalo bersiap ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional. Berbagai kajian dan persyaratan telah dan sedang dirampungkan untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapppeda) Budiyanto Sidiki. Menurutnya, saat ini tinggal menunggu Surat Keputusan (SK) dari Kementerian ESDM untuk geoheritage dan SK Menko Maritim dan Investasi untuk penetapan Geopark Nasional.

"Mudah-mudahan melalui gubernur, tahun ini bisa terealisasi, sebab ini juga masih menjadi rebutan 12 provinsi untuk bisa ditetapkan sebagai Geopark Nasional," kata Budi.

Budi menjelaskan, untuk ditetapkan sebagai Geopark Nasional, pihaknya sudah melakukan kajian bekerja sama dengan Pusat Studi Geopark Universitas Negeri Gorontalo (UNG). 

Masing-masing ada 26 geosite Gorontalo yang diusulkan. Selain itu, ada tiga situs biologi dengan keragaman flora dan fauna serta sembilan situs budaya.

Danau Limboto menjadi salah satu geosite unggulan yang diharapkan bisa ditetapkan sebagai geoheritage kelas dunia. Penetapan geoheritage menjadi prasyarat utama untuk menjadi Geopark Nasional. Danau Limboto dipandang unik dan ikonik karena berdasarkan kajian terbentuk dari proses tektonik dengan Geopark Toba dari proses vulkanik.

"Geopark itu suatu kawasan besar di dalamnya ada geosite-geosite. Salah satu geosite itu sebagai geoheritage atau warisan bumi yang dipandang memiliki nilai pendidikan, budaya dan estetika. Termasuk Danau Limboto terbentuk dari proses tektonik," dia menjelaskan.

 

 

Simak juga video pilihan berikut:

Pengembangan Wisata Alam

Beragam manfaat yang bisa diperoleh jika geosite-geosite di Gorontalo ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Ada empat aspek yang akan dikerjakan lintas kementerian lembaga yakni aspek konservasi, edukasi dan penelitian, pemberdayaan masyarakat serta pengembangan ekowisata atau wisata alam.

"Masyarakat setempat harus menjadi orang yang paling menerima manfaat. Beriringan dengan konservasinya seiring dengan edukasi yang dilakukan. Begitu juga aspek pengembangan pariwisata dengan konsep nature and culture," sambungnya.

Aspek promosi pariwisata juga dipandang sangat penting jika geosite-geosite Gorontalo ditetapkan menjadi kawasan Geopark Nasional. Beragam keindahan alam, budaya, kuliner dan potensi lainnya dapat tersosialisasikan dengan baik. Salah satunya melalui jaringan UNESCO Global Geopark dan Asia Pacific Geopark Network.

“Itu adalah jejaring, geosite kita seperti Danau Limboto, Dulanga, Olele, Benteng Otanaha dan sebagainya akan mendapatkan informasi dan promosi dari jejaring itu,” bebernya.

Disinggung soal langkah perbaikan ke depan, Budi menyebut masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus segera dilengkapi. Salah satu yang utama membentuk Badan Pengelola Geopark. Perlu juga dilakukan upaya perlindungan geosite melalui konservasi dan edukasi masyarakat dan pembangunan destinasi pariwisata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya