Liputan6.com, Blora - Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mencatat vaksinasi bagi golongan masyarakat lanjut usia (lansia) capaiannya belum ada 50 persen. Lantas, apa penyebabnya?
Komandan Kodim 0721/Blora, Letkol Inf Andy Soelistyo mengungkapkan, adanya sejumlah kendala vaksinasi Covid-19 untuk lansia ketika melaksanakan serbuan vaksinasi di lapangan. Yakni, mulai dari faktor komorbid alias punya penyakit penyerta.
"Pihak keluarga dan lansia bersangkutan masih mengkhawatirkan kondisi pasca-vaksin," ungkap Andy Soelistyo kepada Liputan6.com, Minggu (21/11/2021).
Advertisement
Pucuk pimpinan TNI AD di Blora ini menjelaskan, adanya rasa kekhawatiran pasca-vaksin menjadi salah satu kendala utamanya. Meskipun dari Satgas Covid-19 sudah berbagai upaya yang dilakukan.
Baca Juga
"Kita sudah berupaya lakukan pendekatan dan berikan penjelasan," ujar Andy panggilan akrab Dandim 0721/Blora.
Ia menjelaskan banyak juga masyarakat lansia yang beranggapan tidak pernah bepergian jauh dan tidak pernah keluar rumah, serta karena faktor usia, sehingga tidak perlu disuntik.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Takut Suntik
Tak hanya itu, banyak juga yang pada dasarnya memiliki phobia. Istilahnya lansia memiliki rasa takut sejadi-jadinya alias berlebihan.
"Takut jarum suntik atau takut disuntik, itu sementara yang paling banyak kita temukan kendala di lapangan," jelasnya, sambil mengimbau warga di Blora untuk tetap patuh pada protokol kesehatan.
Lebih Lanjut, saat ini pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan vaksinasi secara door to door kepada lansia, serta melakukan pendekatan secara perlahan untuk menggugah para lansia agar mau divaksin.
"Insya Allah kita akan geber terus vaksinasi lansia supaya Blora bisa naik level dua dan syukur-syukur bisa segera ke level satu," pungkasnya.
Berdasarkan catatan terakhir dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, capaian vaksinasi yang diterima lansia pada dosis pertama, sebanyak 52.022 atau 46,7 persen. Sedangkan pada dosis keduanya, sebanyak 28.010 atau 25,2 persen.
Advertisement