Ketika Remaja Terpapar Paham NII Bertemu dengan Ridwan Kamil di Garut

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan edukasi kebangsaan kepada 20 warga yang terpapar paham Negara Islam Indonesia (NII).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 12 Des 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2021, 11:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengedukasi nilai kebangsaan kepada warga Sukamentri yang terpapar paham NII di SDN Sukamentri 3-4-5, Desa Sukemantri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (11/12/2021). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan edukasi kebangsaan kepada 20 warga yang terpapar paham Negara Islam Indonesia (NII), di SDN Sukamentri 3-4-5 Garut, Desa Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (11/12/2021).

Dalam penataran itu, Ridwan Kamil menerangkan tentang pentingnya menghargai perbedaan dan melihat kebhinekaan sebagai rahmat bukan sebagai kebencian.

"Saya tadi jadi guru di sebuah kelas kepada 20 orang yang terpapar paham NII. Pancasila adalah kesepakatan untuk membangun rumah Indonesia yang lestari," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Remaja Desa Sukamentri terpapar paham radikalisme NII karena sejumlah faktor seperti pengetahuan agama minim, pendidikan, hingga persoalan ekonomi. Emil mengatakan paham NII nyata adanya dan berbahaya bila banyak remaja yang terpapar.

"Itu nyata oleh karena itu saya turun langsung jadi guru untuk mengembalikan mereka ke dalam paham ideologi Pancasila yang kuat," ujarnya.

Menurutnya, ideologi Pancasila apabila diganggu oleh perang pemikiran sayap kiri, khilafah, komunis maupun paham menyimpang lainnya harus dilawan dengan pemberian pemahaman Pancasila mendalam secara bertahap. Terlebih pemahaman ideologi Pancasila ini diberikan kepada remaja.

"Jadi, kalau diganggu perang pemikiran sayap kiri, khilafah atau komunis misalnya maka harus kita lawan," cetusnya.

Oleh karenanya, ia ingin respons yang cepat mengembalikan ideologi pancasila kepada warga yang terpapar. Emil pun berharap, setelah diberikan pemahaman, mereka akan menjadi pohon yang kuat dalam menaungi pancasila.

"Jangan sampai kita hanya jadi 'pemadam kebakaran', yang saat ada kejadian baru kita merespons, tapi kita menyemaikan bibit-bibit supaya mereka jadi pohon yang kuat dalam menaungi pancasila," ucapnya.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya