Mendadak Dalang, Ganjar Sampaikan Pesan Kerukunan Pada Pujakesuma

Ganjar mengatakan, hal-hal kecil dan sederhana itu menggambarkan Pujakesuma. Dalam perkumpulan, suasana kebatinannya bahagia dan tidak ada perasaan yang tak enak.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2022, 17:55 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2022, 04:49 WIB
Ganjar Pranowo menghadiri secara virtual pagelaran wayang kulit yang digelar Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra) di Deli Serdang. (Istimewa)
Ganjar Pranowo menghadiri secara virtual pagelaran wayang kulit yang digelar Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra) di Deli Serdang. (Istimewa)

Liputan6.com, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendadak menjadi dalang kala hadir secara virtual dalam Pagelaran Wayang Kulit New Era yang digelar Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra) di Deli Serdang Sumatra Utara, Sabtu (5/3/2022).

Ganjar dengan wayang Gatotkaca-nya, membuat suasana jadi ger-geran meski hadir secara virtual. Nasi Urap, menjadi panganan penuh kenangan antara Ganjar dengan Ketua Umum Pujakesuma, Eko Sopiyanto.

“Pak Ganjar kenapa kami undang, karena representasi wayang kulit asal muasalnya dari Jawa Tengah. Lha Pak Ganjar, saya masih ingat makan nasi urap bareng 15 tahun yang lalu,” tutur Eko Sopiyanto menyapa Ganjar.

Momen ini pun memicu tawa peserta yang datang secara luring maupun yang bergabung secara virtual. Budayawan Sujiwo Tejo yang ada di lokasi, juga turut hanyut dalam suasana yang hangat itu.

“Inilah istimewanya Pujakesuma. Pasedulurannya itu diingat-ingat dari sesuatu yang sederhana. Makan nasi urap bareng mas Eko,” kata Ganjar usai diminta mendalang.

Ganjar mengatakan, hal-hal kecil dan sederhana itu menggambarkan Pujakesuma. Dalam perkumpulan, suasana kebatinannya bahagia dan tidak ada perasaan yang tak enak.

“Maka semua tetap bisa membangun keguyuban keakraban. Jadi di mana tanah diinjak, di situ langit dijunjung,” kata Ganjar.


Keragaman

Pujakesuma yang telah ada bertahun-tahun di Sumatra, lanjut Ganjar, diharapkan bisa tetap menghormati warga asli Sumatra.

“Sehingga warga Pujakesuma yang sudah ratusan tahun di Sumatra tentunya tetap harus menghormati saudara-saudara kita yang asli dari Sumatra,” kata Ganjar.

Pujakesuma, kata Ganjar, menggambarkan keragaman yang ada di Indonesia. Sesuai tema, Ganjar berharap Pujakesuma bisa menjaga kerukunan yang sudah terjalin selama ini.

“Tentu saja kita diberi makan, diberi minum, berkeluarga, berteman bahkan yang menikah dengan orang di sana itulah saudara kita, itulah bhinneka tunggal ika, kemudian itulah Indonesia kita yang mesti kita jaga,” tandasnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya