Persiapan Aman Bagi Wanita Hamil yang Hendak Puasa Ramadan

Sejumlah studi menunjukkan para wanita hamil bisa berpuasa di bulan Ramadan namun perlu melakukan sejumlah persiapan termasuk mengetahui batasannya

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Wanita Pengidap HIV/AIDS Hamil
Ilustrasi Wanita Pengidap HIV/AIDS Hamil

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah studi menunjukkan para wanita hamil bisa berpuasa di bulan Ramadan namun perlu melakukan sejumlah persiapan termasuk mengetahui batasannya, menurut dr. Muhammad Fadli, SpOG dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

Fadli yang juga berpraktik di Klinik Bamed itu menyebutkan, persiapan yang perlu dilakukan, salah satunya terkait kebutuhan asupan makanan dan minuman selama sahur dan berbuka puasa.

"Selama berbuka, pastikan terhidrasi atau minum minimal 2-2,5 liter sehari. Kalau kurang, ini akan berdampak dengan volume cairan ketuban dan bisa memicu kontraksi," ujar dia dalam Virtual Media Briefing bertajuk "Siap hadapi Ramadan untuk keluarga Indonesia", Kamis.

Mengutip Antara, saat sahur, sebaiknya perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum, beras merah, tidak lupa menyertakan asupan protein untuk pertumbuhan janin.

Sebaiknya, hindari mengonsumsi kafein karena akan membuat sering ke toilet dan memicu dehidrasi dan jangan konsumsi makanan terlalu manis karena kalau gula darah naik secara cepat maka gula darah dalam tubuh juga akan turun secara drastis.

"Ini yang membuat tubuh menjadi lemas. Jangan stres dan beraktivitas di dalam rumah saja. Jadi, saat sahur atau berbuka, pastikan makan makanan bergizi dan jangan lupa minum vitamin yang diberikan dokter," tutur Fadli.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Kenali Tanda-tanda Bahaya

Dia mengingatkan, selama berpuasa nanti, para wanita hamil wajib mengetahui tanda-tanda bahaya salah satunya perdarahan pervaginal, mual dan muntah, penurunan gerakan pada janin, pandangan kabur, nyeri kepala, letih, buang air kecil yang sedikit dan berwarna pekat (sebagai tanda dehidrasi yang berat).

"Jadi, kalau Anda kurang minum saat sahur dan berbuka lalu tubuh masuk fase dehidrasi, maka tanda-tanda ini akan muncul," kata dia.

Fadli juga menyarankan pemeriksaan antenatal pada pertengahan bulan Ramadhan untuk mengetahui kesejahteraan janin termasuk berat badannya apakah sesuai usia kehamilan ibu dan kondisi air ketuban.

"Nanti ada marker-marker yang dokternya bisa menilai apakah bayinya dalam keadaan oke atau stres," demikian saran dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya