Liputan6.com, Garut - Momen Ramadan 1443 H tahun ini terasa spesial bagi puluhan pembatik sepuh Garut, Jawa Barat, setelah mendapatkan suntikan bantuan 30 kompor listrik, dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Garut.
Pembantik Kampung Sanding, Kelurahan Muarasanding, Kampung Paledang, Kelurahan Kotakulon Kecamatan Garut Kota serta Kampung Sisir di Kecamatan Samarang, nampak bungah menerima kompor listrik sebagai suntikan modal kerja tersebut.
“Total ada sekitar 30 (unit kompor listrik) yang kami berikan per kelompok,” ujar Ketua Umum Dekranasda Garut, Diah Kurniasari.
Advertisement
Menurutnya, kompor listrik yang diberikan kepada pembatik Garut itu, merupakan kompor khusus yang dipesan di wilayah Yogyakarta, dengan beberapa kelebihan yang bisa digunakan pembatik.
“Kompor ini nanti asapnya tidak terlalu banyak, tidak seperti kompor pakai gas, jadi paling tidak kita membantu menjaga kesehatan para pembatik,” kata dia.
Dengan perubahan pola pemanasan yang digunakan, diharapkan lebih mudah dan aman bagi kesehatan bagi pembatik sepuh tersebut. “Bayangin ruang kecil mereka beramai-ramai membatik dengan uap itu sangat berbahaya,” ujar istri bupati Garut itu mengingatkan.
Selain menghindari ancaman penyakit terhadap kesehatan pembatik, suntikan bantuan kompor listrik itu diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat, untuk belajar dan melestarikan batik Garut.
“Kita berharap bisa menduniakan batik Garut, semoga batik Garut lebih terkenal kembali bangkit lah seperti itu,” ujarnya bangga.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Berharap Bantuan Hibah
Sariah, 83 tahun, salah satu pembatik penerima bantuan dari Kampung Sanding, Kecamatan Garut Kota, mengaku suntikan bantuan kompor listrik cukup membantu meringankan biaya produksi, terutama mahalnya harga gas saat ini.
“Sekarang sejak masa Pandemi Corona (batik) sepi, kalau sebelum itu ya Alhamdulillah ada,” kata dia.
Sebagai salah satu produk khas masyarakat, pembuatan batik tulis Garut memang terbilang eksklusif dengan harga khusus.
“Kalau ada yang memesan dibuat, kalau nggak ada yang pesan ya libur,” ujar dia.
Untuk membangkitkan era keemasan batik Garut, Sariah bersama pembatik sepuh Garut lainnya berharap adanya kucuran modal, di luar pinjaman bank agar geliat batik Garut kembali bergairah.
“Minta bantuan aja seperti hibah, karena kalo kredit itu kan harus dibayar, kalo harus dibayar nggak ada untuk bayarnya,” pinta dia dalam curhatannya.
Advertisement