Liputan6.com, Bandung - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Prasetyo mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup higienis dan sering menjaga kebersihan tubuh. Hal itu merespons laporan WHO mengenai adanya penyakit hepatitis yang tidak diketahui atau hepatitis misterius.
Baca Juga
Advertisement
Dwi mengatakan, penyakit tersebut muncul karena salah satunya ditularkan melalui pola hidup yang tidak sehat. Sehingga, masyarakat harus menjaga kebersihan tubuh.
"Utamanya adalah menjaga kebersihan tangan," kata Dwi dikutip dari laman Unpad, Selasa (10/5/2022).
Kendati demikian, lanjut Dwi, masyarakat Indonesia telah banyak belajar menjaga kebersihan dari pandemi Covid-19. Sehingga hal ini dapat memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menghindarkan diri dari penularan hepatitis misterius.
“Masyarakat sudah punya pengalaman tentang hidup sehat dari Covid-19. Ini salah satu cara mencegahnya,” ucapnya.
Jika terindikasi tertular, Dwi menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Ciri umum yang mudah terlihat dari hepatitis adalah mata dan kulit yang menguning, warna urine kuning pekat, hingga memiliki gejala demam, mual, dan muntah.
“Segera lapor ke puskesmas. Sekarang tenaga kesehatan sudah diberikan pedoman dan penanganannya, mulai dari petugas kesehatan di tingkat primer. Kalau di luar kompetensinya, pasien akan dirujuk secara berjenjang,” ujar dia.
Seperti diketahui, dunia saat ini kembali digemparkan dengan laporan WHO mengenai adanya penyakit hepatitis yang tidak diketahui atau hepatitis misterius. Berdasarkan laporan tersebut, kasus yang pertama ditemukan di Inggris awal April lalu, per 1 Mei telah menyebar di 20 negara, termasuk Indonesia.
Dwi menjelaskan, hepatitis misterius sejatinya merupakan penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya. Hal ini terungkap setelah pemeriksaan awal yang dilakukan otoritas kesehatan Inggris terhadap pasien anak-anak yang terindikasi terkena penyakit tersebut.
“Hepatitis yang biasa kita kenal ada A, B, C, D, dan E. Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E,” tutur Dwu.
Sampai saat ini, para ahli masih menyelidiki penyebab dari hepatitis misterius tersebut. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit tersebut.
Hal ini pun direspons Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan mengeluarkan imbauan kewaspadaan dini, terutama untuk dokter anak, dokter umum, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Mustahil Menular ke Orang Dewasa
Lebih lanjut Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad itu menjelaskan, imbauan kewaspadaan IDAI tersebut dikeluarkan mengingat banyak kasus yang dilaporkan terjadi pada kelompok anak-anak.
“Saat ini yang dilaporkan masih anak-anak, tetapi tidak mustahil bisa menular ke orang dewasa. Sekarang masih ditelusuri,” ujarnya.
Ada beberapa kemungkinan anak-anak rentan tertular hepatitis misterius. Dwi menduga hal ini karena perkembangan imunitas anak yang belum kuat. Apalagi laporan penularan penyakit ini juga terjadi pada bayi yang baru lahir.
“Ini masih diteliti terus, nanti dilihat juga apakah anak-anak yang kena ini ada komorbid, sehat-sehat saja, atau punya gangguan imunitas,” katanya.
Advertisement