Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak kegiatan edukatif yang digelar oleh Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ). Salah satunya kegiatan ’ngobrol online’ melalui Zoom, yang digelar pada hari minggu (23/5/2022) lalu.
Kegiatan yang digelar pada pukul 10.00 – 12.00 waktu Eropa Tengah tersebut, mengangkat judul ’Perempuan Tangguh, Indonesia Tumbuh’.
Narasumber yang hadir juga cukup berkompeten, yakni Dewi Savitri Wahab, Duta Besar Denmark dan Lithuania; MY Esti Wijayati, Komisi VIII DPR RI dan Mardiyah Chamin, jurnalis senior dan mantan Direktur Tempo Institute.
Advertisement
Baca Juga
Kegiatan yang bertema ’Perempuan Berdaya dan Kebangkitan Nasional’ tersebut digelar, dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret, Hari Kartini 21 April, Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022 lalu.
Dalam kegiatan tersebut, sekaligus mengumumkan pemenang Lomba Menulis Terinspirasi Surat Kartini bagi masyarakat umum, sejak tanggal 17 April - 22 Mei 2022. Saat lomba ditutup, panitia menerima 315 karya dari seluruh pelosok Indonesia maupun manca negara.
Dewi Savitri Wahab, Duta Besar Denmark dan Lithuania menuturkan, semakin terbuka peluang bagi perempuan Indonesia menunjukkan kemampuannya di bidang-bidang yang dulu, dianggap didominasi oleh kaum pria seperti dunia diplomat yang dijalaninya.
”Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI kini adalah perempuan, bahkan menjabat dua periode. Beliau sangat peduli untuk membuka kesempatan bagi perempuan berkarya di dunia diplomat,” katanya, Selasa (31/5/2022).
Lima tahun terakhir, lanjut Dewi, sekitar 70 persen yang melamar di Kemenlu adalah perempuan. Harapannya di masa depan, lebih banyak perempuan berkiprah sebagai diplomat yang mumpuni, mewakili Indonesia di luar negeri.
Dia melihat, kiprah perempuan Indonesia di berbagai lapisan masyarakat di Tanah Air pun, tak kalah hebatnya. Meskipun terkadang kurang terdengar gaungnya.
Namun banyak perempuan berwirausaha lewat Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM),, mengajak masyarakat setempat melindungi lingkungan alam di sekitar tempat tinggalnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Peran Perempuan Indonesia
”Bahkan dipercaya menjadi juru runding konflik adat dan sosial, misalnya di Aceh dan Poso. Juga ada Sakdiyah Ma’ruf, stand-up komedian perempuan Indonesia,” ujarnya.
”Yang mengajak masyarakat berpikir kritis akan isu-isu penting seputar perempuan dan muslimah lewat lontaran gurauan segarnya,” ungkapnya, yang juga pernah menjabat sebagai Konsulat Jenderal perempuan pertama di Melbourne, Australia.
Dewi melanjutkan, peran perempuan Indonesia di luar negeri juga sangat signifikan. Baik yang masih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) maupun memilih menjadi Warga Negara Asing (WNA), di negara tempat domisilinya.
Seperti membuka pintu rumahnya bagi para mahasiswa Indonesia yang baru datang untuk studi di luar negeri, membuka akses informasi penting terkait kehidupan di luar negeri, menyediakan makanan tradisional Nusantara untuk mengobati rasa rindu kampung halaman.
”Dan juga melestarikan dan mempromosikan aneka ragam budaya Nusantara di luar negeri, kepada dunia dan berbagai peran penting lainnya,” katanya.
Dia sangat apresiasi peran perempuan Indonesia di luar negeri, yang memastikan perbedaan sebagai kekayaan dan keanekaragaman sebagai kekuatan bangsa Indonesia.
Menurutnya, berbeda pendapat dan kepentingan itu wajar, namun bukan untuk memecah belah dan menimbulkan keributan. Kerukunan sebagai satu keluarga besar masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri mutlak perlu dijaga.
”Berkiprah sesuai bidangnya masing-masing. Bekerja sama, berkontribusi bagi Tanah Air,” ujar Dewi.
Advertisement
RUU TPKS
Ditambahkan MY Esti Wijayati, Anggota Komisi VIII DPR RI, pengalamannya dalam mengawal Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS), disahkan menjadi UU pada 12 April 2022.
Selama bertahun-tahun, RUU TPKS mengalami gejolak pro dan kontra, baik di masyarakat maupun di antara anggota dewan.
”Jejaring aktivis perempuan sangat serius memberikan masukan dalam memperjuangkan disahkannya UU TPKS. UU ini sangat penting sebagai payung hukum, perlindungan bagi korban kekerasan seksual yang mayoritas adalah perempuan dan anak,” ungkapnya.
Sementara itu, Mardiyah Chamim, penulis senior, berbagi pengalaman mengumpulkan cerita perempuan dari berbagai pelosok Indonesia dan mancanegara, dalam www.puanindonesia.com yang dikelolanya, selepas 21 tahun berkarya di Tempo.
Dia mengungkapkan, perempuan Indonesia punya kemampuan di berbagai bidang, namun kadang meredupkan cahayanya sendiri, merendahkan kemampuannya sendiri. Padahal mereka telah melakukan banyak hal yang penting dan bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat misalnya.
”Perlu ditumbuhkan kepercayaan diri serta lingkungan pergaulan yang sehat dan mendukung perempuan berani menunjukkan kemampuannya di berbagai bidang,” katanya.
PETJ rutin menggelar ngobrol online Serius Santai, Bertukar Pengalaman, Berbagi Harapan (SARAPAN) untuk menyebarkan berita baik tentang individu, komunitas, lembaga yang terbukti beraksi nyata membangun Indonesia Maju di berbagai bidang.
Selain itu juga membuka wawasan, memotivasi dan menginspirasi untuk berkontribusi positif mendorong Indonesia Maju. PETJ menghimpun masyarakat Indonesia di 19 negara di Eropa, untuk mengawal pemerintahan yang sah mewujudkan Indonesia Maju dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.