Liputan6.com, Ende - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesetyo mengapresiasi dan mendukung Pendidikan Pancasila sebagai Sistem Pendidikan Nasional.
"Setelah sekian lama Pancasila terasing dan terpinggirkan, kini Pancasila diteguhkan kembali sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari siatem Pendidikan Nasional," usai acara penandatangananan nota kesepahaman pencanangan kurikulum pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan Nasional di Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu, 1 Juni 2022.
Baca Juga
Menurutnya instrumen fundamental dan faktor kunci kemajuan bangsa, pendidikan harus mampu melahirkan sumber daya manusia pembangunan yang memiliki karakter dan jati diri.
Advertisement
"Guna membangun generasi bangsa yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila, dibutuhkan komitmen dan kesadaran kolektif dari segenap elemen bangsa untuk bahu-membahu, bergotong-royong, bekerjasama serta mengedepankan prinsip sinergi dan kolaborasi," paparnya.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini berharap melalui kerjasama ini Pembinaan ideologi Pancasila menjadi satu langkah terintegrasi.
"Selain ditopang kemampuan memanfaatkan dan menyinergikan kemampuan serta sumber daya para pihak, untuk mendukung pelaksanaan Pembinaan Ideologi Pancasila sesuai dengan tugas dan fungsi masing- masing", jelasnya.
Ia mengatakan, pencanangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dalam sistem Pendidikan Nasional dan Penandatanganan nota Kesepahaman yang diselenggarakan adalah manifestasi nyata dari komitmen bersama untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila.
"Ini juga sekaligus menjadi jawaban atas beragam paradigma dan fenomena zaman yang kian hari terasa semakin menggerus jati diri bangsa," tegasnya.
Kembali masuknya pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan nasional sangatlah tepat. Ia menilai survei CSIS mencatat sekitar 10 persen generasi milenial setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain.
Selanjutnya, survey Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020 mencatat hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara, 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya.
"Sebelumnya, survey LSI Tahun 2018 juga mencatat bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018.
"Karenanya, kita perlu membekali generasi muda dengan pendidikan Pancasila sejak mereka menempuh pendidikan di sekolah dasar. Sehingga sekolah juga menjadi institusi yang tidak hanya melahirkan anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasaan kebangsaan," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengucapkan terimakasih kepada seluruh Kementerian Lembaga yang sudah mendukung kegiatan dan program tersebut.
Ia mengaku BPIP tidak sendirian lagi dalam membumikan Pancasila karena sudah banyak yang mendukungnya.
"Dalam momentum memperingati Hari Lahir Pancasila ini, kami patut bersyukur karena telah membuat komitmen bersama dengan MPR RI, BPIP, BRIN, Lemhanas, Pertinasia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi", ujarnya.
Selain mata ajar Pendidikan Pancasila yang sudah rampung dan diimplementasikan tahun ini, BPIP juga telah membuat materi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) untuk TNI, Polri.
"Alahamdulillah BPIP yang diberikan tugas untuk membuat materi diklat PIP kini satu-satu sudah rampung", paparnya.
"Dengan upaya ini, semoga segear terwujudnya indonesia maju dan dapat membangun peradaban dunia", tutupnya.
Turut hadir antara lain Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Wisnu Bawatanaya, Plt. Sekretaris Utama BPIP Karjono, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prakoso, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Ketua Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia (Pertinasia) Mulyanto Nugroho. Hadir pula secara virtual Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
Setelah mengukuti Upacara Hari Lahir Pancasila dan Penandatanganan MoU Rombongan BPIP melaksanakam Ziarah ke Makam Ibu Himsi atau Ibu Mertua Bung Karno sang Proklamator dan dilanjutkan membarikan bantuan sembako kepada warga.
Turut hadir antara lain Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, Skertaris Dewan Pengarah BPIP Wisnu Bawatanaya, Plt. Sekretaris Utama BPIP Karjono, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prakoso, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Ketua Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia (Pertinasia) Mulyanto Nugroho. Hadir pula secara virtual Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.