Liputan6.com, Jakarta - Warga Desa di Kaki Gunung Kelirando, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini punya hobi baru, yakni menabung.
Hobi ini berawal dari program Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak (ASKA) yang dikenalkan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Wahana Visi Indonesia (WVI).
ASKA adalah program yang dibangun untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan ekonomi rumah tangga melalui sistem simpan pinjam sederhana berbasis masyarakat. Para ibu terutama yang aktif di posyandu menabung sebulan sekali dengan cara membeli saham. Satu saham nilainya setara dengan Rp10.000. Para anggota ASKA minimal harus membeli satu saham, boleh pula membeli lebih dari satu setiap bulannya hingga batas maksimal 5 saham.
Advertisement
Jika dalam satu bulan anggota tidak membeli satu saham pun, maka mereka wajib membayar denda Rp2000. Para anggota juga wajib menyumbang dana sosial Rp2000 per bulan.
Dana sosial ini akan disalurkan pada anggota yang membutuhkan, misalnya ketika anggota hendak melahirkan atau ketika jatuh sakit.
“Uang sosial yang diberikan itu Rp100.000 sesuai kesepakatan semua anggota,” kata Anggota ASKA, Fransiska, kepada Health Liputan6.com saat ditemui di desa Kaki Gunung Kelirando yang jaraknya sekitar 2 jam dari pusat kota Ende, Kamis, 6 Maret 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Area Program (AP) Manager Klaster Flores Tengah WVI, Abner R. Sembong menjelaskan, aturan jumlah denda dan dana sosial diatur serta disepakati sendiri oleh seluruh anggota yang kini jumlahnya 21.
“Semua aturan denda itu disepakati di dalam kelompok ASKA itu sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Abe.
Jadi Ketagihan Nabung
Setelah membeli saham selama satu siklus, yakni sekitar 10 bulan, para anggota bisa mencairkannya dan memanfaatkan uang yang sudah terkumpul.
Awalnya, program ini dilakukan agar keluarga di desa bisa memiliki uang simpanan untuk pemenuhan gizi anak. Seiring berjalannya waktu, uang yang didapat di akhir siklus dirasa menguntungkan dan bisa dipakai untuk kebutuhan lain. Hal inilah yang membuat para ibu ketagihan menabung.
“Awalnya hanya satu siklus yang kami dampingi, tapi para Mama ini ingin menabung lagi karena sudah merasakan sendiri manfaatnya. Dan akhirnya ASKA ini terus berjalan hingga sekarang sudah siklus keempat. Mereka sudah melakukannya sendiri, tidak didampingi lagi,” jelas Abe.
Advertisement
Tambah-Tambah Dana Natalan
Anggota ASKA lainnya, Yohana, menjelaskan bahwa akhir siklus biasanya berlangsung pada Desember. Sementara awal siklus dimulai pada Maret.
Dia menilai, hasil tabungan yang didapat sangat membantu terutama di akhir tahun mendekati perayaan Natal.
“Bisa untuk belanja, masak untuk Hari Raya Natal, untuk keperluan anak, makan, beli susu,” katanya.
Sebetulnya, sambung Abe, konsep ASKA pada dasarnya sampai pada simpan pinjam. Saham yang terkumpul bisa dipinjamkan pada para anggota tapi pembayaran pinjaman akan kembali dengan bunga.
Makin Banyak yang Ingin Ikut Nabung
Mulanya, program ini hanya diikuti kader posyandu dan ibu hamil atau ibu balita. Kini, ibu-ibu yang tidak punya balita pun turut serta. Kegiatan ini juga didukung oleh staf desa, perawat desa, dan kepala desa.
“Kami di Timur ini, kalau ada suatu program mereka ingin melihat dulu, kira-kira kegiatan itu ada atau tidak (dampak positif) ke depannya. Jadi bagaimana supaya bisa menggerakkan selain ibu hamil dan ibu balita yang ikut, makanya kepala desa, staf desa harus bergabung dalam kelompok ASKA,” kata Kepala Desa, Rafael dalam kesempatan yang sama.
Dampak positif bantuan dana sosial dari program ASKA ini sudah dirasakan oleh para anggota. Terutama anggota yang tengah membutuhkan. Salah satu anggota yang sempat mendapat dana sosial adalah Anas.
“Saya waktu akan melahirkan mendapat bantuan dana sosial itu, Rp100.000 sangat membantu untuk biaya naik angkot ke puskesmas yang jaraknya jauh,” kenangnya.
Untuk diketahui, desa ini terletak jauh dari pusat kota dengan medan naik turun dan berbatu di beberapa titik. Jalan menuju ke sana dikelilingi hutan dan cenderung kecil tapi masih bisa dilalui mobil. Biasanya, ada angkot berupa mobil pick up bertudung yang bisa mengantar ke puskesmas terdekat yang jaraknya sekitar 7 hingga 10km.
Advertisement
