Atraksi Debus Pejabat Polda Banten Banten, dari Bakar Diri hingga Bacok Tubuh

Atraksi debus yang dimainkan oleh 200 personel Polda Banten dalam rangka peringatan HUT ke-76 Bhayangkara pada Jumat, 1 Juli 2022.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 02 Jul 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2022, 08:00 WIB
Personil Polda Banten Memainkan Atraksi Debus, Seni Kekebalan Tubuh Khas Banten. (Jumat, 01/07/202). (Dokumentasi Polda Banten).
Personel Polda Banten Memainkan Atraksi Debus, Seni Kekebalan Tubuh Khas Banten. (Jumat, 01/07/202). (Dokumentasi Polda Banten).

Liputan6.com, Serang - Kayu dibakar, kemudian dioleskan ke kulit, tetapi tidak terbakar. Kemudian, golok yang tajam digosok dan dibacok ke berbagai bagian tubuh, tetapi tidak berdarah.

Itulah atraksi debus yang dimainkan oleh 200 personel Polda Banten sebagai bentuk peringatan HUT ke-76 Bhayangkara pada Jumat, 1 Juli 2022. Personel Polri memainkan seni kekebalan tubuh di depan para jawara atau pendekar yang sudah terbiasa memainkannya.

"Jika biasanya pendekar Banten yang memainkan debus, maka kali ini pendekar Banten yang menyaksikan polisi bermain debus dan silat," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Shinto Silitonga, Jumat (1/7/2022).

Beruntung, tidak ada anggota Polri yang mengalami luka bakar maupun berdarah saat memainkan atraksi berbahaya menggunakan api dan golok. Tak hanya itu, mereka juga mampu memecahkan beton menggunakan kepala, sebagai salah satu bentuk seni kekebalan tubuh.

Dalam sejarahnya, debus berkembang sejak zaman Kesultanan Banten sebagai cara syiar Islam kala itu. "Semua atraksi dan budaya lokal berjalan dengan aman dan zero accident," dia menerangkan.

Hanya Berlatih 10 Hari

Kombes Pol Shinto Silitonga menerangkan, personel Polda Banten hanya berlatih selama 10 hari untuk menampilkan berbagai jurus gerakan silat dan atraksi debus. Mereka dilatih dan dipimpin langsung oleh AKBP Agus Rasyid yang menjabat sebagai Direktur Tahanan dan Batang Bukti (Dirtahti) Polda Banten.

"Beliau bukan hanya loyal terhadap pekerjaan, tapi juga membudayakan budaya lokal," jelasnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya