Liputan6.com, Berau - Untuk kesekian kalinya, rute penerbanhan citilink ke Bandara Kalimarau kembali ditunda. Begitu juga dengan super air jet dari Lion Group.
Kasi Teknik Operasi Bandara Kalimarau, Budi Sarwanto mengatakan, hingga saat ini belum ada penjelasan detail terkait ditundanya rute penerbangan dua maskapai tersebut. Dirinya pun belum bisa memberikan banyak informasi apa saja yang menjadi penyebab citilink dan super air jet membatalkan jadwal yang telah disampaikan.
"Sampai saat belum ada yg memberikan jadwal terbaru. Jadi yang beroperasi hanya Wings Air," ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Berau, Gamalis mengatakan, dampak kembali ditundanya kedatangan dua maskapai itu, jelas bukanlah kabar baik bagi masyarakat Berau. Namun, pihaknya akan terus berupaya agar jumlah maskapai di Bandara Kalimarau dapat bertambah. Dengan tujuan, agar harga tiket yang saat ini mahal, dapat ditekan.
Sebenarnya Pemkab Berau sudah melakukan berbagai upaya, terkait penambahan maskapai tersebut. Mulai mencoba cara yang tidak resmi maupun secara resmi. Termasuk meminta kepada kepada pejabat tinggi di Kementerian Perhubungan agar membuka rute penerbangan ke Berau.
"Tapi tetap belum bisa. Saya juga sudah sempat datang keberapa maskapai, jawaban mereka belum begitu terbuka, terkait rute ke Berau," jelasnya.
Saat ini, masih satu maskapai yang beroperasi di Bandara Kalimarau. Hal ini tentu sangat berdampak pada harga tiket sekarang, yang cukup mahal. Bahkan, harga tiket sekarang berkisar Rp 1,8 juta, bahkan lebih, hanya untuk rute Balikpapan saja.
"Dan itu saya merasakan sendiri, terkait mahalnya harga tiket ini. Padahal nirmalnya dulu hanya 400 ribuan," jelasnya.
Dirinya juga mengatakan, akan mencoba seperti cara Kota Tarakan, di Kaltara yang mampu mendatangkan sejumlah maskapai, dalam menekan harga tiket.
"Kami akan berusaha kembali bagaimana cara, jalurnya seperti apa akan kami coba dan terapkan," katanya.
Simak video pilihan berikut:
Pariwisata Terdampak
Wakil Bupati Gamalis mengaku, persoalan minimnya maskapai beroperasi di Berau, akan sangat berdampak buruk bagi kemajuan pariwisata di Kabupaten Berau. Sementara, objek wisata terbesar di Kalimantan Timur ada di Berau.
Pengunjung yang ingin berkunjung ke Berau, kata Gamalis, akan merasa kesulitan, belum lagi harga tiket yang sangat mahal. Yang lebih buruk lagi, wisatawan yang ingin ke Maratua Dan ke Berau, lebih memilih datang melalui Tarakan, ketimbang harus ke Berau.
"Tarakan harga tiket lebih murah. Dari Jakarta bisa langsung menuju Tarakan. Dari Tarakan juga bisa langsung berekreasi ke Derawan maupun Maratua melalui jalur laut," ujarnya.
Sementara, jika kunjungan wisatawan dari Jakarta menuju Berau, harus ke Balikpapan (transit) lebih dulu, baru bisa kemudian menuju Bandara Kalimarau, di Tanjung Redeb. Kemudian, menuju Pulau Derawan melalui darat ataupun jalur perairan.
"Dan ini memakan waktu. Akhirnya, pengunjung atau wisatawan lebih memilih ke Tarakan. Ketimbang ke Berau. Salah satu problemnya tadi ya itu karena harga tiket mahal. Ini yang tidak kami inginkan terus terjadi," pungkasnya.
Advertisement