Bangkrut, Bupati Cilacap Desak Erick Thohir Agar Pertashop Jual Pertalite

Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir agar Pertashop menjual BBM jenis pertalite seturut tingginya disapritas harga antara pertalite dan pertamax

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Sep 2022, 01:12 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2022, 00:30 WIB
Ilustrasi - Omzet Pertashop Cingebul, Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah anjlok akibat disparitas harga yang terlampau tinggi antara pertamax dengan pertalite. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Omzet Pertashop Cingebul, Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah anjlok akibat disparitas harga yang terlampau tinggi antara pertamax dengan pertalite. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir agar Pertashop menjual BBM jenis pertalite seturut tingginya disapritas harga antara pertalite dan pertamax.

Pasalnya, kini omzet pertashop anjlok dan bahkan beberapa di antaranya telah bangkrut. Lantaran pemasukan minim, pemilik pertashop tidak bisa membayar karyawan dan tak bisa mengangsur bank.

"Makanya saya, ke depan, khususnya kepada Menteri BUMN yang telah menugaskan saya, dan juga Dirut pertamina, coba kalau mau adil, pertashop atau di desa, itu jualnya pertalite," kata bupati, kepada wartawan, di Cilacap.

Menurut dia, sangat tidak adil Pertashop yang ada di pedesaan menjual BBM nonsubsidi pertamax. Sebab mayoritas pembeli adalah masyarakat miskin yang ditandai dengan pelanggannya yang sebagian besar sepeda motor.

Dengan kata lain, masyarakat yang hidup pas-pasan harus membeli BBM dengan harga mahal. Sementara Pertashop tidak bisa jual pertalite.

Hal ini berbeda dengan SPBU yang ada di daerah perkotaan dan tepi jalan raya. Semua jenis kendaraan termasuk orang kaya, datang ke sana. Dan banyak dari mereka yang mampu membeli Pertamax.

"Untuk apa, untuk di desa. Ada pertalite yang mobil nggak bisa masuk, berarti kan hanya motor. Berarti kan yang beli masyarakat kecil. Kalau SPBU ya, mau masyarakat yang kaya, the have ada di sana semua," ucap dia.

Karena itu, dia meminta agar Menteri BUMN dan Dirut Pertamina membuat kebijakan agar pertashop bisa menyalurkan BBM subsidi, pertalite.

"Tadi saya sudah bertemu dengan Pertamina. Tadi dari Pertamina bertemu, dengan Pak Menteri, ya susah lah. Melalui seperti ini (media). Saya minta, saya mohon, bahwa pertashop untuk jual pertalite," dia menegaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kondisi Pertashop Memprihatinkan

Aktivitas di Pestashop 4P.53147 di Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah. Konsumen pertashop adalah sepeda motor. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Aktivitas di Pestashop 4P.53147 di Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah. Konsumen pertashop adalah sepeda motor. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Tatto mengaku tiap hari ada laporan dari pengelola Pertashop. Mereka mengeluhkan sudah sangat sulit berjualan Pertamax di pedesaan.

Sebab itu, banyak dari mereka yang mengalami kesulitan untuk menggaji karyawan. Pemilik juga sulit untuk melunasi pinjaman ke bank.

“Sekarang Pertashop bangkrut,” katanya.

Tatto juga bercerita, semula ada imbauan dari pemerintah pusat agar Cilacap bisa dengan cepat memperbanyak Pertashop. Imbauan ini datang dari Menteri BUMN, Erick Thohir saat peresmian Pertashop di Cilacap bersama Habib Lutfhi.

Kala itu Erick meminta dia untuk mensosialisasikan program pertashop karena berdekatan dengan RU IV Pertamina. Karena itu, bupati kemudian mensosialisasikan pertashop tersebut secara massif.

"Nanti untungnya gede. Bisa dengan BUMDes, bisa dengan perorangan, bisa dengan pesantren dan lain-lain," kata Tatto, menirukan Erick Thohir.

Sambutan masyarakat ternyata luas biasa. BUMDes, pesantren, hingga perorangan ramai-ramai mendirikan pertashop dengan harapan bisa untung gede.

Terbukti kemudian, Cilacap menjadi kabupaten dengan jumlah pertashop terbanyak di Indonesia dengan jumlah nyaris 100 unit. Sebagian besar berutang ke bank.

"Karena itu kita paling terbesar di indonesia. Karena imbauan menteri," ucap Tatto," ucap dia.

Namun, kini ternyata disparitas harga pertamax dengan pertalite begitu tinggi. Akibatnya semua pelanggan yang sebagian besar masyarakat ekonomi lemah beralih ke pertalite.

Dia mengakui, tiap hari menerima laporan dari pengelola pertashop yang mengeluhkan penurunan omzet. Bahkan sebagian dari mereka sudah tutup karena tidak mampu menggaji karyawan.

"Saya keluh kesah, mewakili masyarakat yang telah susah payah untuk pinjam bank. Ini agar bisa hidup kembali. (banyak laporan?), tiap hari, tidak hanya banyak, tiap hari," dia mengungkapkan. (Sumber: bercahayanews.com)

Har Yadin

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya