Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat menetapkan status masa tanggap darurat hingga sepekan ke depan sejak hari ini, akibat musibah banjir bandang yang menerjang wilayah Kecamatan Pameungpeuk, Garut Selatan.
“Mudah-mudahan 7 hari selesai, kita tetapkan dulu karenakan supaya gerak kita bisa leluasa,” ujar Wabup Garut Helmi Budiman, dalam kunjungan lapangan di lokasi banjir bandang kecamatan Pameungpeuk, Jumat (23/9/2022).
Menurutnya, terjangan musibah banjir bandang Garut Selatan akibat luapan sungai Sungai Cikaso dan Sungai Cipalebuhyang terjadi Kamis malam, dinilai lebih besar dibanding musibah serupa yang terjadi tahun 2020 lalu.
Advertisement
“Ada 40 rumah yang mengungsi, mudah-mudahan ini sekarang kita sedang berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa segera bersihkan dan segera dapat ditinggali lagi,” kata dia.
Tidak hanya itu, akibat sapuan bencana banjir bandang dan longsor kali ini, banyak sarana umum seperti jembatan dan jalan raya yang terputus.
“Yang putus itu yang di Cihurip, Singajaya itu vital, karena itu menghubungkan antara dua kecamatan, yang itu besar jalannya (ada) di Cihurip,” kata dia.
Kemudian jalan penghubung di Haurkoneng di Kecamatan Cisompet yang menghubungkan beberapa desa juga terputus. “Banyak jembatan yang putus ini banyak, jembatan lagi didata dulu,” kata dia.
Tercatat sebanyak delapan desa terdampak paling parah, yakni Desa Pamengpeuk, Sirnabakti, Paas, Mandalakasih, Jatimulya, Bojong, Bojong Kidul, dan Desa Mancagahar.