Benarkah Lesti Kejora Terjebak Toxic Relationship? Ini Ciri-Cirinya

Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship biasanya sadar akan posisinya, tetapi sulit untuk keluar dari lingkaran tersebut

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Okt 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2022, 18:30 WIB
Ilustrasi toxic relationship
Ilustrasi toxic relationship (Foto: Unsplash.com/Henri Pham)

Liputan6.com, Yogyakarta - Setelah sempat heboh karena melaporkan kasus KDRT yang dilakukan Rizky Billar, Lesti Kejora yang tak kunjung muncul usai pelaporan tersebut pun mulai angkat bicara. Usai suaminya ditetapkan sebagai tersangka, Lesti yang baru saja kembali dari umroh justru mencabut laporannya.

Hal ini sontak membuat warganet heboh. Ada yang geram karena sikap Lesti, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa Lesti berada di dalam toxic relationship.

Mengutip uny.ac.id, toxic relationship adalah hubungan yang tidak menyenangkan bagi diri sendiri atau orang lain. Hubungan ini juga cenderung membuat seseorang merasa lebih buruk.

Dalam buku Toxic Relationsh*t karya Diana Mayorita tertulis, fenomena toxic relationship atau relasi toksik banyak terjadi di sekitar. Dalam bukunya, ia menggunakan kacamata psikologi sesuai dengan profesinya yang merupakan psikolog klinis dewasa.

Ia pun menggunakan perspektif perempuan sebagai korban yang umumnya merupakan 'gadis baik' yang sedang terjebak dalam hubungan tak sehat. Ia mencatat, bahwa perempuan kerap kali terkungkung dalam aturan-aturan di masyarakat.

Aturan-aturan tersebut seringkali mengharapkan bahkan memaksa seorang perempuan menjadi penurut dan pasrah. Hal tersebut menjadi salah satu pendorong atau penyebab masuknya perempuan dalam toxic relationship.

Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship biasanya sadar akan posisinya, tetapi sulit untuk keluar dari lingkaran tersebut. Menurut seksolog klinis Zoya Amirin, ada beberapa ciri-ciri toxic relationship, di antaranya:

1. Kasar

Kasar bisa berbentuk dalam banyak hal. Sikap kasar ini dapat berujung pada kekerasan fisik, verbal, atau finansial.

Kalimat-kalimat merendahkan juga termasuk dalam kekerasan verbal yang bisa menjadi tanda toxic relationship. Kekerasan secara verbal ini juga dapat merujuk pada perilaku pasangan yang manipulatif dan gashlighting.

Manipulatif merupakan trik seseorang yang ingin mengendalikan orang lain demi mencapai kepentingan pribadi. Sementara gashlighting merupkan bentuk penyiksaan psikologi yang dapat melemahkan rasa percaya diri korban dengan membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, atau kewarasan mereka.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kontrol Berlebihan

2. Mengontrol Secara Berlebihan

Selain itu, ada juga controlling atau pengawasan dan pembatasan yang berlebihan. Hal ini bisa berbentuk sebagai sikap posesif dan curiga berlebihan.

Hubungan yang baik seharusnya bisa memunculkan rasa saling menghargai dan mendukung, bukan mengontrol. Pasalnya, controlling akan membuat salah satunya merasa terbatasi dan tak bisa mengekspresikan diri dengan bebas.

3. Stonewalling

Stonewalling merupakan bentuk penolakan untuk berkomunikasi atau bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah. Orang yang melakukan stonewalling adalah mereka yang keras kepala dan hanya mau melakukan komunikasi satu arah.

Mereka biasanya tak mau mendengar pendapat atau argumen orang lain dan selalu menganggap dirinya yang paling benar. Pendapat orang lain hanya dianggap angin lalu dan tak penting.

4. Bucin atau Budak Cinta

Istilah bucin sudah banyak digunakan dan bukan merupakan sesuatu yang asing. Namun, sebenarnya bucin bukan merupakan tanda cinta, melainkan hubungan ketergantungan yang merujuk pada hubungan beracun.

Bentuk bucin paling ekstrem adalah stockholm syndrome, yakni gangguan psikologis pada korban penyanderaan yang membuat mereka merasa simpati dan berpotensi memunculkan kasih sayang.

Kaitannya dengan konteks hubungan adalah orang-orang yang bucin akan menggantungkan kebahagiaan pada pasangannya dan terus membelanya dalam situasi apapun.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya