3 Hal Penting Peranan Wartawan dalam Literasi Statistik

Pers berperan penting dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Bagi Badan Pusat Statistik (BPS), menjadi penting berkolaborasi dengan pers untuk menyampaikan informasi statistik lewat media.

oleh Reza Efendi diperbarui 17 Okt 2022, 15:17 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2022, 15:17 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut), Nurul Hasanudin
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut), Nurul Hasanudin

Liputan6.com, Medan Pers berperan penting dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Bagi Badan Pusat Statistik (BPS), menjadi penting berkolaborasi dengan pers untuk menyampaikan informasi statistik lewat media.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut), Nurul Hasanudin mengatakan, melihat kemajuan sebuah bangsa, indikatornya adalah meningkatkan statistik masyarakat, juga meningkatkan statistik finansial.

Hal itu disampaikan Nurul pada Workshop Wartawan dalam rangka “Peningkatan Literasi Statistik Bagi Insan Pers dan Ekspose Data Sosial Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2022”, Senin (17/10/2022). Kegiatan dilaksanakan di Prime Plaza Hotel Kualanamu, Deliserdang, 16-19 Oktober 2022.

Nurul menyebut, ada 3 hal penting peranan wartawan dalam literasi statistik. Pertama, menyebarluaskan data ataupun indikator statistik yang ada, karena sudah mulai menjadi indikator kinerja.

"Misalnya inflasi, lalu bagaimana pertumbuhan ekonomi, pertanian, dan lain sebagainya," sebut Nurul.

Kemudian yang kedua, mengolah informasi sesuai fakta. Menurut Nurul, poin kedua ini penting, karena harus menyampaikan pesan positif untuk meyakinkan investor datang ke suatu wilayah. Sebab, adanya informasi yang mendukung dari segi data.

"Soal keberpihakan untuk kesejahteraan dalam pembangunan, tentunya lebih cepat lewat informasi yang baik," sebutnya.

Ketiga adalah edukasi publik. Diharapkan Nurul, lewat wartawan dan medianya, bagaimana memaknai data melalui berita informasi yang disebarluaskan. Jika salah memaknai data, dapat mengakibatkan kesalahan analisis.

"Ini yang kita bangun, jangan sampai di kita saja, tapi ke anak-anak, generasi muda yang sedang belajar. Literasi statistik harus bertumbuh," bebernya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Informasikan Soal Statistik

Sensus Penduduk 2020, BPS Gunakan Sistem Online
Ilustrasi - Petugas BPS menunjukan jumlah masyarakat yang telah melakukan sensus penduduk online di Gedung BPS, Jakarta, Senin (17/2/2020). BPS telah memulai pendataan Sensus Penduduk pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020 yang dapat diakses dengan perangkat yang terhubung internet. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Disebutkan Kepala BPS Sumut, Nurul Hadanudin, informasi capaian-capaian kinerja ekonomi maupun indikator sosial yang ada di BPS hingga diketahui masyarakat, tidak terlepas dari peran pers.

"Kita apresiasi peran pers yang selama ini konsisten melakukan tugas jurnalistik, terutama menginformasikan soal statistik," ujarnya.

Diterangkannya, workshop ini apresiasi BPS Sumut kepada wartawan, dan juga masih rangkaian Hari Statistik Nasional (HSN) yang diperingati pada 26 September setiap tahun. Nurul berharap, ke depan HSN bukan hanya milik BPS, tapi juga milik Indonesia.

"Seperti momentum yang ada, yaitu seperti Hari Ibu, Hari Olahraga Nasional, dan lainnya. Harapannya juga, HSN menjadi bagian dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara," ucapnya.


Tolak Ukur Statistik di Indonesia

Sensus Penduduk 2020, BPS Gunakan Sistem Online
Ilustrasi - Petugas BPS menunjukan jumlah masyarakat yang telah melakukan sensus penduduk online di Gedung BPS, Jakarta, Senin (17/2/2020). BPS telah memulai pendataan Sensus Penduduk pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020 yang dapat diakses dengan perangkat yang terhubung internet. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Nurul menceritakan, berdasarkan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap negara harus menjalankan sensus penduduk. Kemudian Pemerintah Republik Indonesia mengawalinya dengan undang-undang tentang sensus penduduk.

"Ini tolak ukur ketika berkembanganya perstatistikan di Indonesia," ujarnya.

Selanjutnya, Pemerintah Republik Indonesia mengundangkan tentang statistik. Inilah yang menjadi cikal bakal HSN. Dalam undang-undang statistik, memberikan informasi secara rinci tentang statistik.

"Dulu namanya Biro Statistik, dan sekarang BPS. HSN resmi di tahun 1996," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya