Balita 2 Tahun Pengidap Gagal Ginjal Akut di Kaltara Dirujuk ke Makassar

Seorang balita di Tarakan, Kalimantan Utara harus dirujuk ke Makassar karena alami gagal ginjal akut.

oleh Siti Hadiani diperbarui 24 Okt 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2022, 08:00 WIB
Gangguan Ginjal Akut Misterius
IDAI imbau orang tua untuk tidak memberikan obat bebas tanpa rekomendasi nakes pada anak terkait kasus gagal ginjal akut. (unsplash.com/Myriam Zilles)

Liputan6.com, Tarakan - Balita berusia 2 tahun di Tarakan, Kalimantan Utara yang mengidap gagal ginjal akut progresif atipikal akan dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin, Makassar. Sebelumnya pasien tersebut telah mendapatkan perawatan intensif dari dokter spesialis anak RSUD dr Jusuf SK, Tarakan.

Dokter spesialis anak yang juga Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Franky Sientoro mengatakan pasien harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki perawatan ginjal anak.

"Kita lagi membantu keluarganya untuk bisa dirujuk ke Makassar dan kita pun telah merawat intensif diruang PICU," kata Franky.

Lebih lanjut Franky menjelaskan penanganan pasien gagal ginjal akut belum ada di Kalimantan, dan dari 14 rumah sakit yang dapat merawat pasien salah satunya di Makassar.

"Rujukan untuk gagal ginjal akut ini hanya ada di 14 rumah sakit yang ada spesialis gagal ginjal anak, kami disini belum dan kemampuan kami untuk cuci darah dilakukan untuk berat 15 kilo keatas," jelasnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Perawatan Anak Gagal Ginjal

Sedangkan mengenai perawatan bagi pasien gagal ginjal sendiri harus melalui cuci darah bahkan pencangkokan ginjal.

"Untuk penderita gagal ginjal harusnya dengan mesin cuci darah menjalani cuci darah, dan apabila sudah benar-benar rusak ginjalnya harus dilakukan pencangkokan, tahap akhirnya harus dicangkok," ungkap Frangky.

Pihak keluarga pasien Evayanti menjelaskan sebelum di rawat di RSUD sebelumnya pasien dibawa ke puskesmas dan diberi tiga jenis obat syrup.

"Awalnya anak dibawa ke puskesmas karena setiap makan terus muntah dan panas juga badannya. Kemudian dikasih obat sirup tiga macam dan muntahnya berhenti. Namun sejak hari Minggu hingga Rabu anak tersebut tidak buang air kecil padahal minum seperti biasa," katanya.

Sementara, terkait rujukan pihak RSUD untuk membawa pasien ke RS. Wahidin Makassar juga disetujui pihak keluarga.

"Keluarga pasien setuju dirujuk ke Makassar karena ada keluarganya kalau di Surabaya tidak ada," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya