Liputan6.com, Bandung - Bryan Domani baru-baru ini membagikan kisahnya menjadi aktor di Indonesia, terutama ketika ia mengalami kesulitan dengan bahasa ketika berakting.
Baca Juga
Advertisement
Bryan juga sempat membagikan kisah dirinya direndahkan, tetapi hal tersebut yang membuat dirinya bangkit sampai sekarang.
Bryan mengungkapkan kisah tersebut ketika menjadi bintang tamu dalam acara Tonight Show. Dia menceritakan awal masuk ke dunia akting yaitu sejak menjadi salah satu personel boyband.
"Jadi pas boyband itu ada kenalan ke FTV, sinetron, tapi aku lamanya ke sinetron, sekitar 4-5 tahunan baru masuk film," kata Bryan dikutip dari kanal YouTube Tonight Show.
Bryan bercerita, presenter pada saat itu mengungkapkan logat bahasanya yang masih kental seperti orang luar kebanyakan. Bryan pun terkejut karena logatnya memang paling sulit untuk dilepaskan.
Adapun Bryan merupakan aktor Indonesia yang sudah berkali-kali pindah-pindah negara karena ayahnya yang bekerja sebagai executive chef sebuah hotel.
“Papa kan executive chef kan, jadi dia kerja di hotel. Intinya aku lahir di Jerman terus pindah ke Guam, terus empat tahun di Jamaika, pindah-pindah terus Filipina, Jakarta, Bali gitu lah,” jelasnya.
Pria blasteran Jerman, Italia, dan Banjarmasin tersebut juga mengungkapkan sulitnya berbahasa sejak kecil. Bahkan, Bryan baru memulai belajar bahasa Indonesia ketika berkarier di boyband.
Bryan juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak bisa bahasa Jerman ataupun Italia.
“Soalnya dulu bisa tiga bahasa pas di Jamaika tapi permasalahan aku contoh ngomong sama guru nih, haus ngomongnya haus, mereka tuh enggak mengerti. Jadi mereka tuh bilang kalau bisa fokus ke bahasa Inggris. Jadi sampai tinggal di Bali bahasa Inggris, aku belajar bahasa Indonesia pas boyband,” tuturnya.
Soal Artikulasi
Bryan pun membagikan bagaimana sulitnya menghilangkan logat terutama ketika berakting. Salah satu momen di mana ketika syuting ia diperlakukan kurang baik oleh sutradara karena logatnya yang membuat artikulasi bahasa Indonesianya pun kurang jelas.
“Tapi saat itu director-nya enggak peduli, aku pernah syuting sama satu director wah kebun binatang semua keluar dari mulutnya. Diteriak-teriakin, dilemparin rokok, itu sambil joget-joget adegannya. Dialognya panjang-panjang dan Indonesianya belum jelas. Jadi permasalahannya artikulasinya kurang jelas dan itu yang aku rasain,” ucap Bryan.
Selain itu, salah satu kejadian di tempat syuting yang pernah terjadi adalah ketika Bryan diremehkan oleh pemain lain hanya karena dia merupakan aktor blasteran.
“Ada juga pemain yang ngomong saat itu ‘lu kalau di dunia ini bisa lebih dari 3 tahun, lu gue kasih tiga jempol kaki gua enggak akan bisa lu, nih orang enggak bisa akting, bule doang mukanya’ sebelum take. Wah itu aku rasain,” lanjutnya.
Advertisement
Bisa Melewati
Meskipun pernah melewati kejadian seperti itu, Bryan masih berterima kasih. Sebab, berkat hal tersebut, dia bisa melewati perjalanan kariernya.
Bahkan, saat ini dia mulai berperan dalam film-film ternama lainnya yang sangat bagus dan memperkenalkan namanya sebagai aktor.
“Tapi aku jujur berterima kasih bisa melewati itu,” ucapnya.
Bryan juga mengungkapkan bahwa apa yang ia capai sekarang bukan hanya karena dirinya yang blasteran. Namun, juga ada hal-hal lainnya.
“Emang aku bule, campur bule emang enggak aku bantah itu membantu aku juga, tapi bukan karena itu doang,” ujarnya.