Mengenal Situs Gua Braholo yang Pernah Dihuni Manusia Purba

Kehidupan di hunian Gua Braholo diperkirakan telah berlangsung antara 33.000-3.000 tahun lalu

oleh Tifani diperbarui 26 Nov 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2022, 05:00 WIB
Gua Braholo di Gunungkidul
Gua Braholo di Gunungkidul menyimpan jejak kehidupan manusia purba. (dok. Instagram @hezekielpatrick/https://www.instagram.com/p/BMyk8wChqzo/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gua Braholo merupakan salah satu Cagar Budaya Nasional yang terletak di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Situs bersejarah ini berada di Pedukuhan Semugih, Kalurahan Semugih, Rongkop, atau sekitar 65 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta.

Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, gua manusia purba ini diekskavasi pada 1995. Pada penelitian itu digali 14 kotak ekskavasi dengan temuan peradaban manusia purba, seperti tembikar dan sisa biji-bijian yang sebagian diantaranya terbakar.

Ada pula sisa fauna yang melimpah. Penggalian bervariasi mulai 3-7 meter. Ekskavasi dihentikan karena terhalang blog gamping. Bahkan, pada kedalaman paling bawah pun belum menunjukkan steril atau masih ditemukan fosil.

Pada saat itu, peneliti menemukan beberapa tulang manusia tiga di antaranya masih utuh, sisanya berupa potongan. Sementara itu, artefak cangkang kerang terdiri dari serutan, penusuk, alat sudip, beliung persegi, dan alat pengupam.

Tak hanya itu, di sana ditemukan juga perhiasan karena cangkang kerang di Gua Braholo juga dimanfaatkan sebagai perhiasan dan aksesoris. Kehidupan di hunian Gua Braholo diperkirakan telah berlangsung antara 33.000-3.000 tahun lalu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hasil Penelitian

Hasil penelitian tersebut membuktikan, makhluk yang menghuni Gua Braholo diperkirakan berasal dari akhir zaman Plestosen (120.000-11.800 tahun lalu) hingga Holosen (11.700 tahun lalu). Corak paleolitikum dan neolitikum sangat kental di gua ini.

Hunian neolitikum berada di lapisan satu, terlihat dari temuan gerabah dan beliung persegi bercampur dengan benda resen seperti plastik dan kain. Lalu, lapisan dua dan empat dihuni oleh Preneolitikum dengan tinggalan berupa serpih-serpih, alat tulang, cangkang, kubur manusia, sisa fauna, dan sisa perapian.

Kemudian, lapisan lima merupakan hunian akhir Plestosen. Pada lapisan ini ditemukan lima buah lensa abu vulkanis dengan ketebalan 10 dan 15 sentimeter.

Hal ini menjadi tanda adanya letusan gunung berapi masa itu. Peninggalan yang ditemukan di dalam Gua Braholo didominasi batu besar dan kasar. Bahan baku industri batu dalam Gua Braholo diduga menggunakan bebatuan yang umumnya terbuat dari batu gamping, jasper, ridang, kalsedon, dan fosil kayu. Hingga 2016, penelitian di Gua Praholo telah menemukan sisa kerangka manusia dari delapan individu.

Sebagian dari mereka diduga menjalani penguburan primer karena kerangkanya relatif lengkap menurut susunan anatomis. Sementara yang lainnya menunjukkan penguburan sekunder karena sisa bagian tubuh yang terbatas.

Mereka diperkirakan berumur 9.000-4.000 tahun lalu. Analisis morfologi menunjukkan, sebagian besar manusia itu memiliki karakter ras Australo-Melanesoid.

Gua ini tergolong gua alami yang terbentuk dari aliran sungai bawah tanah yang mengalami doline terban atau runtuh pada bagian atap. Kondisi ini membuat kawasan itu terbuka dan membuka mulut gua.

Gua Braholo ini berada pada ketinggian 357 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan, mulut gua ini menghadap utara. Luas lantai gua ini mencapai 600 meter persegi dengan lebar pintu 39 meter dan tinggi 15 meter.

Gua ini juga memiliki langit-langit yang cukup tinggi dengan stalaktit membentuk kubah. setelah ekskavasi, Goa Braholo dibuka untuk wisatawan pda 1996.

Wisatawan pun mulai berdatangan untuk sekedar melihat keindahan gua atau ingin tahu mengenai peradaban manusia purba yang ditemukan.Untuk sampai di gua ini, pengunjung harus menaiki puluhan anak tangga hingga akhirnya sampai di mulau gua.

Pengunjung disambut suara kelelawar yang tengah berkumpul di langit-langit gua.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya