Membungkuk Usai Kalah di Piala Dunia 2022, Ini Makna Ojigi yang Dilakukan Pelatih Timnas Jepang

Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, membungkuk di tengah lapangan. Posisi tubuh tersebut dikenal dengan nama ojigi (お辞儀).

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Des 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 08 Des 2022, 05:00 WIB
Timnas Jepang vs Timnas Kroasia 16 Besar Piala Dunia 2022
Starting XI Jepang saat menghadapi Kroasia pada 16 Besar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Al Janoub Stadium, Senin (05/12/2022). (AP/Frank Augstein)

Liputan6.com, Yogyakarta - Timnas Jepang harus tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2022 usai kalah dari Kroasia. Jepang kalah lewat adu penalti dengan skor 1-3 (1-1) di Al Janoub Stadium, Senin (5/12/2022).

Usai kalah dalam laga tersebut di Piala Dunia 2022 Qatar, Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, membungkuk di tengah lapangan. Posisi tubuh tersebut dikenal dengan nama ojigi (お辞儀).

Mengutip dari FUN! Japan, ojigi atau membungkuk adalah sikap menurunkan punggung dan kepala sebagai isyarat sosial kepada orang lain atau simbol penghormatan. Tindakan tersebut adalah hal umum dalam budaya Asia yang umumnya digunakan saat menyapa, meminta maaf, atau berterima kasih.

Adapun budaya ojigi dimulai pada era Asuka dan era Nara. Kabarnya, budaya ini datang dari etiket China, yakni bentuk menyajikan leher seseorang kepada orang lain dan menyatakan bahwa dia tidak menentang orang tersebut.

Kemudian, budaya tersebut diperkenalkan ke Jepang dengan aturan gaya membungkuk yang disesuaikan dengan status. Bukan sekadar membungkuk, ojigi memiliki tiga jenis, di antaranya eshaku (会釈), keirei (敬礼), dan saikeirei (最敬礼).

Memberi salam dengan cara eshaku biasanya digunakan pada pagi dan sore hari, saat berpapasan dengan orang lain, atau saat menyambut tamu. Cara melakukan eshaku adalah dengan membungkukkan tubuh dari pinggang hingga bagian atas sekitar 15° ke depan, sedangkan tatapan mata diarahkan ke 3m ke depan.

Selanjutnya, membungkuk cara Keirei dilakukan dengan kondisi tulang belakang diluruskan dan pinggang dibungkukan pada 30°. Adapun tatapan mata saat melakukan ini diarahkan sedikit ke depan dari kaki.

Keirei sedikit lebih sopan daripada eshaku. Keirei umumnya dilakukan saat berhubungan dengan klien atau atasan.

Kemudian, saikeirei adalah cara membungkuk sebanyak 45° dan merupakan cara membungkuk paling dalam di antara tiga cara lainnya. Cara ini digunakan saat meminta maaf, untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam, dan saat berhubungan dengan klien penting. Selain itu, cara ini juga digunakan saat bersembahyang di depan Tuhan serta sebagai penghormatan kepada orang-orang yang mulia.

Ojigi jenis saikeirei inilah yang dilakukan Hajime Moriyasu usai laga tersebut. Ia meminta maaf di tengah lapangan karena gagal membawa Timnas Jepang melaju ke perempat final Piala Dunia 2022.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya