Trauma, Puluhan Keluarga Korban Gempa Cianjur Mengungsi ke Garut

Awalnya bukan seperti sedang terjadi gempa karena diawali dengan terdengarnya suara ledakan keras seperti suara ledakan bom.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Des 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2022, 15:00 WIB
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono memberikan bantuan kepada korban bencana gempa Cianjur yang mengungsi di Kompleks Perum Bumi Malayu Asri, Desa Mekarwangi Kec. Tarogong Kaler. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono memberikan bantuan kepada korban bencana gempa Cianjur yang mengungsi di Kompleks Perum Bumi Malayu Asri, Desa Mekarwangi Kec. Tarogong Kaler. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Untuk menghindari trauma akibat gempa susulan, sebanyak 25 kepala keluarga (KK) korban musibah gempa Cianjur, terpaksa mengungsi ke kawasan Garut sejak tiga pekan lalu.

“Kami lebih nyaman dan tenang tinggal di sini ketimbang harus tinggal di tenda pengungsian di Cianjur, di sana kami selalu dihantui rasa was-was dan takut akan ada gempa kembali,” ujar Ayi, 50 tahun, salah seorang korban gempa Cianjur.

Menurut Ayi, musibah bencana alam gempa Magnitudo 5,6 memporakporandakan beberapa daerah di Cianjur beberapa waktu, menghadirkan trauma bagi para korbab.

Warga Kampung Gunung Lanjung, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur itu, mengaku was-was hadirnya gempa susulan.

“Awalnya bukan seperti sedang terjadi gempa karena diawali dengan terdengarnya suara ledakan keras seperti suara ledakan bom,” ujar dia yang mengungsi di  Perum Bumi Malayu Asri, Desa Mekarwangi, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut.

Awalnya ia bersama anggota keluarga dan para korban gempa Cianjur lainnya menempati tenda pengungsian yang disiapkan pemerintah, namun ancaman hadirnya gempa susulan yang terjadi tiap hari, menghadirkan ketakutan dan traumatik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Bantuan Berdatangan

Saat ini ada 100 jiwa lebih dari 25 KK korban gempa Cianjur yang relokasi ke Garut. Meraka tinggal di Perum Bumi Malayu Asri, kemudian Kampung Cipepe dan Kampung Ciocong. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Saat ini ada 100 jiwa lebih dari 25 KK korban gempa Cianjur yang relokasi ke Garut. Meraka tinggal di Perum Bumi Malayu Asri, kemudian Kampung Cipepe dan Kampung Ciocong. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Beruntung, setelah 12 jam setelah kejadian, pihak Pesantren Limus Bunder Garut, menawarkan bantuan relokasi ke Garut. “Kami memilih tinggal di sini ketimbang di tenda pengungsian di Cianjur sana, kami merasa lebih aman,” kata dia.

Saat ini ada 100 jiwa lebih dari 25 KK korban gempa Cianjur mengungsi ke Garut. Meraka tinggal di Perum Bumi Malayu Asri, kemudian Kampung Cipepe dan Kampung Ciocong.

Ketua RW 10, Desa Mekarwangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Saepulloh, mengakui puluhan KK korban gempa Cianjur telah berada di wilayahnya sekitar tiga minggu yang lalu.

“Kami sama sekali tidak keberatan dengan keberadaan mereka di wilayah kami ini, kami ingin membantu meringankan beban mereka,” ujarnya.

Belakangan, untuk meringankan beban warga, Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono hadir untuk memberikan bantuan.

Sebanyak 7 paket serta sejumlah uang santunan diberikan kepada 7 KK perwakilan korban gempa Cianjur di Kompleks Perum Bumi Malayu Asri, Desa Mekarwangi Kec. Tarogong Kaler.

“Semoga bantuan yang kami berikan memberikan keceriaan bagi mereka dan bisa meringankan beban mereka,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya