Mengenal Tradisi Guyangan, Penyucian Kereta Kencana Jelang Grebeg Besar Kabupaten Demak

Tradisi guyangan biasanya dilakukan di halaman belakang Dinas Pariwisata Kabupaten Demak. Adapun orang yang biasanya melakukan tradisi ini adalah Ahmad Widodo, seorang budayawan Kabupaten Demak.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 15 Mar 2025, 00:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2025, 00:00 WIB
Grebeg Besar Demak, Arak-Arakan Budaya Saat Idul Adha Tiba
Grebeg Besar Demak, Arak-Arakan Budaya Saat Idul Adha Tiba... Selengkapnya

Liputan6.com, Demak - Masyarakat di Kabupaten Demak masih melestarikan beberapa tradisi khasnya, salah satunya tradisi guyangan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan sebelum puncak acara grebeg besar Demak pada 10 Zulhijah.

Mengutip dari pariwisata.demakkab.go.id, tradisi guyangan merupakan tradisi menyucikan dan membersihkan kereta kencana. Tradisi ini rutin dilakukan menjelang prosesi iring-iringan Prajurit Patangpuluhan.

Dilakukan pertama kali pada 2017, tradisi ini bertujuan untuk agar properti kirab Prajurit Patangpuluhan dan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan budaya iring-iringan pengawal minyak jamas tetap dalam kondisi baik. Tradisi guyangan dilakukan pada kereta kencana yang akan dinaiki oleh Adipati Bintoro (Bupati Demak dan pejabat lainnya).

Adapun kereta yang dinaiki Bupati Demak diberi nama kereta kencana Kyai Bintoro. Selain kereta kencana, ada juga kereta yang akan dinaiki wakil bupati dan lurah Tamtama. Kereta dan perlengkapan lainnya ini juga dimandikan atau dibersihkan dalam tradisi ini.

Selain itu, perlengkapan pusaka para Prajurit Patangpuluhan yang akan mengawal minyak jamas juga akan dibersihkan dan diberi minyak. Beberapa di antaranya adalah keris, tombak, pedang, dan lainnya. Hal ini sekaligus untuk memastikan bahwa properti siap digunakan.

Tradisi guyangan biasanya dilakukan di halaman belakang Dinas Pariwisata Kabupaten Demak. Adapun orang yang biasanya melakukan tradisi ini adalah Ahmad Widodo, seorang budayawan Kabupaten Demak.

Tradisi ini dilakukan sambil diiringi doa dan kidung rekso. Selain itu, juga digelar selametan atau syukuran dengan menyediakan bubur, jajan pasar, dan tumpengan.

Bukan sekadar tradisi penyucian dan pembersihan kereta kencana, tradisi guyangan juga merupakan upaya dan ungkapan doa kepada Allah agar kegiatan grebeg besar bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat untuk masyarakat. Tradisi ini hingga kini masih terus dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya Kabupaten Demak.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya