Liputan6.com, Pekanbaru - Sepanjang tahun 2022, sebanyak 91 personel Polda Riau terlibat pelanggaran. Dari jumlah itu, 32 di antara polisi nakal tersebut dalam proses sidang dan 59 sudah selesai menjalani sidang etik.
Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal SIK menyatakan, 6 personel dijatuhi sanksi berat yaitu pemecatan tidak dengan hormat (PTDH). Selanjutnya ada 22 personel yang didemosi hingga mutasi.
Advertisement
Baca Juga
"Berikutnya ada sanksi etika 29 personel, penempatan khusus (patsus) 7 personel dan dinyatakan tidak terbukti 1 personel," kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan, pelanggaran dilakukan personel dari berbagai golongan, mulai dari tamtama, bintara, perwira pertama, hingga perwira menengah.
"Dibanding tahun 2021, pelanggaran yang dilakukan oleh personel pada tahun 2022 turun sebanyak 51 kasus," ungkap Iqbal.
Menurut Iqbal, masih banyak personel Polda Riau terancam PTDH karena melakukan pelanggaran berat. Pejabat terkait tengah melakukan analisis untuk memberikan sanksi tersebut.
Iqbal menjelaskan, personel Polda Riau pada tahun 2022 ada 11 ribu lebih. Dari jumlah itu, Iqbal tidak menjamin semuanya baik karena ada yang terpengaruh pergaulan.
"Untuk meminimalisir dilakukan preventif strike, dilakukan pembinaan, pengawasan melekat sehingga mereka akan sadar lebih awal," ujar Iqbal.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyak Reward
Di sisi lain, Iqbal menyatakan masih banyak personel Polda Riau yang berprestasi. Jumlah personel ini lebih banyak dibanding personel yang melakukan pelanggaran.
Sepanjang tahun 2022, ada 149 personel Polda Riau mendapatkan reward karena melakukan tugas dengan baik. Kemudian ada 142 personel yang diberikan bintang jasa.
"Misalnya Bhabinkamtibmas yang mengajar mengaji, ungkap kasus terbaik, pemimpin terbaik hingga Kapolres terbaik," kata Iqbal.
Iqbal menambahkan, secara institusi Polda Riau sudah banyak mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga negara dan instansi hingga organisasi independen.
"Misalnya saja penghargaan dari Kompolnas, Kapolresta Pekanbaru dinobatkan sebagai Kapolres terbaik di Indonesia," imbuh Iqbal.
Advertisement