Liputan6.com, Jakarta - Level status peringatan aktivitas vulkanis gunung api di Indonesia ada empat tingkatan status. Masing-masing level status menandakan kondisi dan aktivitas vulkanik gunung api yang berbeda-beda.
Baca Juga
Advertisement
Berikut level status peringatan aktivitas vulkanis gunung api di Indonesia beserta penjelasan masing-masing levelnya yang dilansir dari laman magma.esdm.go.id, Rabu (11/1/2023).
Level 1: Aktif Normal
Status Aktif Normal adalah tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik pada gunung api yang diamati. Hal ini menunjukan tidak ada letusan hingga kurun waktu tertentu.
Pada status level 1, berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya, kegiatan gunung api tersebut tidak memperlihatkan adanya kelainan. Sehingga, status Gunung Raung level 1 masih termasuk normal.
Daftar gunung status level 1: Gunung Agung (Bali), Gunung Ambang (Sulawesi Utara), Gunung Anak Ranakah (Nusa Tenggara Timur), Gunung Arjuno Welirang (Jawa Timur), Gunung Batur (Bali), Gunung Batutara (Nusa Tenggara Timur), Gunung Bur Ni Telong (Aceh), Gunung Ciremai (Jawa Barat), Gunung Colo (Sulawesi Tengah), Gunung Dieng (Jawa Tengah).
Gunung Ebulobo (Nusa Tenggara Timur), Gunung Egon (Nusa Tenggara Timur), Gunung Galunggung (Jawa Barat), Gunung Gamkonora (Maluku Utara) Gunung Gede (Jawa Barat) Gunung Guntur (Jawa Barat) Gunung Ile Werung (Nusa Tenggara Timur), Gunung Ili Boleng (Nusa Tenggara Timur), Gunung Inielika (Nusa Tenggara Timur) Gunung Inierie (Nusa Tenggara Timur) Gunung Iya (Nusa Tenggara Timur), Gunung Kaba (Bengkulu), Gunung Kelimutu (Nusa Tenggara Timur), Gunung Kelud (Jawa Timur).
Gunung Kie Besi (Maluku Utara), Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Lereboleng (Nusa Tenggara Timur), Gunung Lewotobi Laki-laki (Nusa Tenggara Timur), Gunung Lewotobi Perempuan (Nusa Tenggara Timur), Gunung Mahawu (Sulawesi Utara), GUnung Papandayan (Jawa Barat), Gunung Peut Sague (Daerah Istimewa Aceh), Gunung Rokatenda (Nusa Tenggara Timur), Gunung Ruang (Sulawesi Utara), Gunung Salak (Jawa Barat), Gunung Seulawah Agam (Daerah Istimewa Aceh), Gunung Sirung (Nusa Tenggara Timur).
Gunung Slamet (Jawa Tengah), Gunung Sorikmarapi (Sumatera), Gunung Sumbing (Jawa Tengah), Gunung Sundoro (Jawa Tengah), Gunung Talang (Sumatera Barat), Gunung Tambora (Nusa Tenggara Barat), Gunung Tandikat (Sumatera Barat), Gunung Tangkoko (Sulawesi Utara), Gunung Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Gunung Wurlali (Maluku).
Â
Level 2: Waspada
Status Waspada adalah menunjukkan aktivitas seismik mulai meningkat dan mulai muncul kejadian vulkanik. Pada status level 2 juga mulai terlihat perubahan visual di sekitar kawah. Mulai terjadi gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal, namun diperkirakan tak terjadi erupsi dalam jangka waktu tertentu.
Daftar gunung status level 2: Gunung Awu (Sulawesi Utara), Gunung Banda Api (Maluku), Gunung Bromo (Jawa Timur), Gunung Dempo (Sumatera Selatan), Gunung Dukono (Maluku Utara) Gunung Gamalama (Maluku Utara), Gunung Ibu (Maluku Utara), Gunung Ijen (Jawa Timur).
Gunung Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur), Gunung Karangetang (Sulawesi Utara), Gunung Kerinci (Jambi-Sumatera Barat), Gunung Lokon (Sulawesi Utara), Gunung Marapi (Sumatera Barat), Gunung Raung (Jawa Timur), Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat), Gunung Sangeangapi (Nusa Tenggara Barat), Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Gunung Soputan (Sulawesi Utara).
Advertisement
Level 3: Siaga
Status Siaga adalah terdapat peningkatan seismik yang didukung dengan pemantauan vulkanik lainnya. Level ini terlihat jelas perubahan baik secara visual maupun perubahan aktivitas kawah. Menurut analisis data observasi, kondisi tersebut akan diikuti dengan letusan utama. Artinya, jika peningkatan aktivitas gunung api terus berlanjut, kemungkinan erupsi besar mungkin terjadi dalam kurun dua pekan.
Daftar gunung status level 3:Â Gunung Anak Krakatau (Lampung), Gunung Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Semeru (Jawa Timur).
Level 4: Awas
Status Awas adalah kondisi paling memungkinkan terjadinya erupsi atau letusan. Status Awas menyatakan letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal, diikuti semburan abu dan uap. Setelah itu akan diikuti dengan erupsi besar. Dalam kondisi tersebut, kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun 24 jam.