6 Fakta Menarik Gunung Puruk Sandukui yang Terkenal dengan Jalur Pendakian Janda

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Puruk Sandukui adalah salah satu keajaiban alam yang terletak di Kalimantan Tengah. Dengan bentuknya yang menyerupai jari telunjuk, tebing ini menjulang setinggi sekitar 400 meter dan terbuat dari batuan andesit.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Senin, 21 April 2025, gunung yang lebih dikenal sebagai bukit oleh masyarakat setempat ini memiliki bentuk yang unik. Selain itu Puruk Sandukui juga salah satu destinasi menarik bagi para petualang dan pecinta alam.

Tetapi perjalanan menuju puncaknya bukanlah hal yang mudah. Medan yang sulit dan berbahaya membuat jalur pendakiannya dijuluki 'Jalur Janda'. Hanya sedikit pendaki yang berhasil mencapai puncak, termasuk sekelompok mahasiswa dari Universitas Indonesia yang membuka jalur pada 2017.

Lantaran belum banyak yang mendakinya, informasi terkait pendakian pun relatif masih sedikit. Bahkan tidak diketahui apakah dibutuhkan izin pendakian dan berapa harga tiket untuk memasuki area tersebut.

Namun situs pemerintah lokal ingin menjadikan bukit ini objek wisata dan menyajikan sekilas informasinya. Untuk itu simak enam fakta menarik dari Puruk Sandukui yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Bentuknya yang Unik

Puruk Sandukui dikenal karena bentuknya yang khas, menyerupai jari telunjuk. Dengan ketinggian 1.023 meter di atas permukaan laut (mdpl), tebing ini terbuat dari batuan andesit yang memberikan karakter unik pada strukturnya. Keunikan ini menarik perhatian para pendaki dan fotografer yang ingin mengabadikan keindahan alam. 

Dengan bentuknya yang memanjang ke atas seperti jari telunjuk, untuk mendakinya tentu harus memanjat dengan bantuan alat panjat tebing profesional serta bantuan ahli. Karena itu, medan menuju puncak Puruk Sandukui sangat menantang.

Jalur pendakiannya yang dikenal sebagai 'Jalur Janda' memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan berbahaya. Hanya sedikit orang yang berhasil mencapai puncak tebing ini, termasuk anggota Mapala UI yang membuka jalur pada 2017. Sebelumnya, upaya pendakian hanya bisa mencapai ketinggian 100 meter saja.

3. Lokasi dan Sejarah Puruk Sandukui

Puruk Sandukui terletak di Desa Harowu, Kecamatan Miri Manasa, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Desa ini dihuni oleh Suku Ot Danum, yang memiliki legenda menarik tentang tebing ini.

Menurut legenda, Puruk Sandukui, yang berarti 'Tebing Tambatan', dulunya digunakan sebagai tempat bertambatnya kapal Nabi Nuh. Namun, tidak ada orang yang bisa memastika apakah cerita ini benar karena itu disebut sebagai cerita legenda.

Meskipun memiliki potensi besar sebagai objek wisata alam, Puruk Sandukui belum banyak dikenal. Akses yang sulit dan kurangnya pengembangan infrastruktur wisata menjadi alasan mengapa tempat ini belum dikomersialkan.

Jika lebih dikenal, Puruk Sandukui bisa menjadi salah satu destinasi wisata alam paling terkenal di Asia Tenggara. Tempatnya yang terpencil membuat pendaki enggan memasuki kawasan Puruk Sandukui.

Padahal jika diexplor lebih jauh wilayahnya dekat dengan berbagai tempat wisata menarik. Mengutip dari laman Sisparnas, Senin, 21 April 2025, ada banyak air terjun di sekitar Puruk Sandukui. Seperti Air Terjun Batu Mahasur, Air Terjun Sungai Hantangan, dan Air Terjun Bawin Kameloh.

5. Keunikan Geologi

Tebing Puruk Sandukui tersusun dari batuan andesit yang memiliki karakteristik unik. Meskipun sebagian besar batuannya keras, ada juga bagian yang rapuh yang perlu diwaspadai saat pendakian. Keberagaman geologi ini menjadikan Puruk Sandukui sebagai objek penelitian yang menarik bagi para geolog. 

Puruk Sandukui dianggap sebagai ikon wisata Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, mirip dengan Batu Kelam di Kalimantan Barat. Dengan keindahan alam yang menakjubkan dan tantangan pendakian yang ekstrem, budaya lokalnya yang dihuni oleh Suku Dayak Ot Danum atau Suku Dayak Dohoi, juga menarik.

Mereka adalah salah satu subetnis Dayak yang tinggal di hulu Sungai Kapuas selatan dan di sepanjang pegunungan Schwaner, perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Suku ini dikenal juga sebagai Malahoi, Uud Danum, atau Uut Danum.

Dalam perjalanan menuju Puruk Sandukui, pendaki harus bersiap menghadapi berbagai tantangan. Perlu diingat bahwa meskipun jalur pendakian telah dibuka, akses menuju lokasi ini memakan waktu beberapa hari dari kota terdekat, yaitu Palangkaraya.

Penting untuk para pendaki melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan pendakian. Meskipun belum banyak dikenal, potensi wisata di tempat ini sangat besar dan layak untuk dieksplorasi lebih lanjut.