Siap-Siap, Bulog Bakal Borong Gabah Petani Jutaan Ton untuk CBP

Bulog tengah mempersiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,4 juta ton. Beras sebanyak itu nantinya akan dibeli dari petani, saat musim panen raya yang diprediksi terjadi pada Maret hingga Mei 2023 mendatang.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 12 Feb 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2023, 18:00 WIB
Dirut Bulog, Budi Waseso, Mengecek Hasil Oplosan Beras Di Polda Banten. (Jumat, 10/02/2023). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).
Dirut Bulog, Budi Waseso, Mengecek Hasil Oplosan Beras Di Polda Banten. (Jumat, 10/02/2023). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).

Liputan6.com, Serang - Bulog tengah mempersiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,4 juta ton. Beras sebanyak itu nantinya akan dibeli dari petani, saat musim panen raya yang diprediksi terjadi pada Maret hingga Mei 2023 mendatang.

"Saya dapat perintah dari negara, untuk menyimpan CBP 2023 ini 2,4 juta ton. Di mana, nanti penyerapannya semua dari produksi dalam negeri. Itu kita bisa menyerap 70 persen dari produksi," ujar Dirut Bulog, Budi Waseso, di Polda Banten, Jumat (10/02/2023).

Kemudian, gandum asal petani Indonesia juga akan diserap oleh Bulog, sebagai cadangan makanan nasional. Panen raya gandum diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2023 mendatang.

"Sisanya yang 30 persen, kita akan serap pada panen gandum, Juli-Agustus, itu yang akan kita lakukan," terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Optimis Target Terpenuhi

Buwas optimis target itu terpenuhi jika cuaca baik dan tidak terjadi bencana alam. Maka pemerintah, terutama lembaga yang khusus menangani sektor pangan harus bekerjasama meningkatkan produksi pertanian di Indonesia.

Strategi harga juga harus dilakukan, agar saat panen raya harga tidak murah. Sedangkan saat paceklik, harga tidak terjun bebas.

"Ini tergantung juga pada produksi kita sendiri seperti apa, tergantung juga dengan cuaca alam seperti apa, tergantung juga seperti apa peran pemerintah, dalam hal ini Bulog atau kementrian bagian pangan untuk menanggulangi masalah produksi panen ini," tuturnya.

Purnawirawan Kabareskrim ini berharap Indonesia tidak lagi mengimpor beras, karena lahan pertanian masih luas dan tanah yang subur.

Pria yang pernah menjabat Kepala BNN RI serta Kepala Kwartir Pramuka Nasional ini mengatakan kalau dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Indonesia tidak pernah mengimpor beras.

Impor beras yang dilakukan sejak Desember 2022 dan berlanjut pada Januari hingga Februari 2023, diharapkan menjadi yang terakhir kalinya.

"Impor 500 ribu ton cukup sampai disitu, tidak perlu lagi ada import, karena Bulog untuk CBP nya sudah hampir 5 tahun kita tidak import. Karema kemarin situasinya seperti itu, akhirnya kita impor, tapi situasinya yang memaksa untuk ketersediaan atau ketahanan pangan itu. Mudah-mudahan kedepan kita bisa swasembada, kedaulatan pangan kita," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya