Liputan6.com, Cianjur - Gunung Padang kembali menjadi perbincangan setelah muncul dalam film dokumenter Ancient Apocalypse di platform streaming Netflix. Dalam film tersebut Graham Hancock memaparkan sejarah di balik situ Gunung Padang.
Graham Hancock merupakan penulis sekaligus jurnalis asal Inggris. Ia memperkenalkan teori pseudoscientific yang melibatkan peradaban kuno dan tanah yang hilang.
Sementara itu, dikutip dari laman petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, situs Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya yang teletak di Kampung Cipanggulan, Kelurahan Karya Mukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Advertisement
Situs Gunung Padang kerap dikaitkan dengan struktur piramida di negara lain. Padahal, Gunung Padang bukanlah piramida, tetapi punden berundak yang diperkirakan dibangun 117-45 SM.
Baca Juga
Punden berundak adalah struktur berbentuk persegi empat dan tersusun bertingkat-tingkat. Pendeskripsian situs Gunung Padang diawali dari bagian paling rendah dan kemudian berlanjut ke bagian yang paling tinggi.
Gunung Padang tercaat ditemukan kembali oleh orang Belanda Verbeek pada 1891 dan Krom pada 1914. Analisis bentuk situs Gunung Padang dilakukan berdasarkan hasil kajian kepustakaan, rekaman situs menggunakan 3D laser Scanning (fotogrametri), dan penggambaran struktur situs melalui pemetaan menggunakan pesawat Theodolit, dan hasil penggambaran situs secara manual.
Bahkan perekaman tentang bentuk situs megalitik Gunung Padang sudah dimulai sejak era pemerintahan kolonial Belanda. Seraca umum Gunung Padang terbuat dari bongkahan batu adesit berbntuk balok prismatik atau batu kolom.
Bagian struktur Gunung Padang terbagi menjadi 5 teras. Teras pertama terletak paling rendang disebut sebagai sumur.
Struktur sumur merupakan bentuk susunan bongkahan batu kolom andesit yang dibuat melingkungi sumber air (mata air). Bagian kedua dari struktur situs Gunung Padang disebut tangga utama.
Tangga utama adalah bagian yang menghubungkan antara sumur dengan teras pertama atau teras I. Bagian ketiga disebut teras.
Gunung Padang situs nasional terletak dengan orientasi utara-selatan. Kelima teras situs Gunung Padang tersebut terletak bertingkat-tingkat.
Situs Gunung Padang merupakan peninggalan masa prasejarah, tepatnya zaman megalitikum atau batu besar. Bukti bahwa Gunung Padang adalah sisa-sisa dari zaman megalitikum dapat dilihat dari tinggalan bebatuan tempat pemujaan arwah leluhur.
Tempat pemujaan arwah leluhur tetap berdiri tegak sampai saat ini. Namun, terjadi kerusakan secara internal maupun eksternal pada situs ini. Kerusakan internal Gunung Padang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan liar dan erosi.
Sementara, kerusakan eksternal disebabkan oleh aktivitas wisata yang tidak terkendali, aksi vandalisme, dan batu yang diduduki atau dipukul, sehingga banyak dari batu punden menjadi aus, lepas, miring, retak, patah, bahkan jatuh ke lereng dan kaki bukit.