Mengintip SISKA KU INTIP, Potensi Banjir Cuan dari Tumpangsari Sawit-Sapi

Limbah sawit selama ini memiliki potensi yang cukup besar dalam proses penggemukan sehingga potensi tumpang sari sawit dan sapi cukup besar.

oleh Aslam Mahfuz diperbarui 20 Mar 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 05:00 WIB
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL)
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka SISKA KU INTIP di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Liputan6.com, Tanah Bumbu - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka Kick Off Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma atau SISKA KU INTIP serta menggelar panen pedet di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Program tersebut mendorong perusahaan Perkebunan Besar Swasta (PBS) untuk mengintegrasikan lahan sawit miliknya dengan pengembangan sapi ternak.

Sebagai uji coba, SYL menargetkan pengembangan sapi bisa mencapai 10 ribu ekor yang tersebar di tiap-tiap kecamatan sawit besar. Menurutnya, limbah sawit selama ini memiliki potensi yang cukup besar dalam proses penggemukan sehingga potensi tumpang sari sawit dan sapi cukup besar.

"Hari ini saya bersama Pak Gubernur sepakat untuk mencoba memprospek kurang lebih 10.000 ekor sapi di perusahaan yang ada di sini, ini perlu diperkuat agar memberi nilai tambah bagi masyarakat di sekitarnya,” ujar SYL, Sabtu (18/3/2023).

Disampaikan program tersebut dari sisi modal, SYL mengaku siap untuk membuka fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang cukup besar. Namun demikian penggunaan KUR harus diperjelas dengan siapa petani peternaknya.

Jangan sampai, bantuan KUR menjadi cuma-cuma dan berdampak pada tidak berkembangnya usaha peternakan sapi yang direncanakan.

"Saya lihat anak muda di sini sangat agresif, dan perlu diketahui 3 tahun saya melatih petani muda dan penggunaan KUR sudah mencapai Rp2,4 triliun, Alhamdulillah tidak ada yang macet tuh,” lanjut SYL.

Selain sapi ternak, Mentan juga mendorong pengembangan sapi perah untuk produksi susu lokal yang kompetitif. Apalagi susu yang ada saat ini sebagian besar merupakan susu yang masih didatangkan dari luar negeri alias impor.

"Sudah saatnya kita berpikir untuk sapi perah alias sapi susu sehingga menjadi nilai tambah juga bagi masyarakat, saya kira ini langkah yang sangat maju dan tentu saja bisa berjalan dengan baik, harapan kita Indonesia berdaulat daging dan susu," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Dukungan Kepala Daerah

Di tempat yang sama, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor mengajak seluruh pegiat ternak di wilayahnya untuk mendukung penuh program Kementerian Pertanian. Salah satunya memanfaatkan layanan KUR serta membuka lahan sawitnya untuk peternakan sapi.

Menurutnya, program pengembangan sapi ternak sangat penting untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Kalimantan maupun daerah sekitarnya.

Kemudian Bupati Tanah Bumbu, HM Zairullah Azhar menyampaikan terima kasih atas dukungan Kementerian Pertanian dalam membuka kick off integrasi sapi dengan perkebunan sawit. Zairullah mengaku optimis daerahnya bisa menjadi sumber sapi nasional.

"Doa kami dalam pengembangan sapi ini dibuka melalui kehadiran pak menteri dan kami sangat bersyukur, juga terima kasih atas bantuan layanan KUR, Insyaallah kami akan melanjutkan pengembangan peternakan sapi di Tanah Bumbu," katanya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah menjelaskan panen anak sapi hasil program Si Komandan Tahun 2022 sudah mencapai 2,2 juta ekor. Angka kelahiran ini menurut Nasrullah adalah kelahiran terbesar selama Republik Indonesia berdiri.

"Dan tahun depan kami targetkan naik 20 persen, yang kedua adalah kegiatan kick off dari sistem integrasi satu sawit berbasis kemitraan usaha industri ini kita harapkan menjadi contoh untuk seluruh perkebunan sawit di Indonesia," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya