7 Tradisi Menyambut Lebaran di Indonesia

Tradisi menyambut lebaran menjadi salah satu ciri khas kemeriahan perayaan Hari Raya Idulfitri.

oleh Tifani diperbarui 07 Apr 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2023, 00:00 WIB
20160708-Keraton Surakarta Gelar Tradisi Grebeg Syawal-Surakarta
Warga memperebutkan sesaji gunungan pada acara Grebeg Syawal di halaman Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Jumat (8/7). Grebeg Syawal merupakan tradisi Keraton Kasunanan Surakarta untuk merayakan Idul Fitri. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Raya Idulfitri menjadi momen yang dinanti-nanti umat Muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Ada banyak tradisi menyambut lebaran di Indonesia.

Bahkan masing-masing daerah di nusantara memiliki tradisi lebaran yang berbeda. Tradisi menyambut lebaran menjadi salah satu ciri khas kemeriahan peryaan Hari Raya Idul Fiitri.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut tradisi sambut Idulfitri di Indonesia.

1. Grebeg Syawal, Yogyakarta

Tradisi menyambut lebaran khas Yogyakarta adalah pelaksanaan grebeg Syawal. Grebeg Syawal merupakan tradisi yang dilakukan Keraton Yogyakarta pada 1 Syawal.

Perayaan grebeg Syawal dilakukan dengan arak-arakan gunungan lanang dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gede Keraton untuk didoakan. Gunungan tersebut berisi sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya.

Biasanya gunungan akan ditandu oleh prajurit-prajurit Keraton Yogyakarta. Kemudian setelah selesai prosesi doa, gunungan akan diperbutkan oleh masyarakat yang hadir.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, gunungan tersebut membawa berkah dan ketentraman.

2. Festival Meriam Karbit, Pontianak

Festival meriam karbit merupakan tradisi menyambut lebarab yang berasal dari tepian Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. Festival ini biasanya digelar selamat 3 hari, dimulai sehari sebelum 1 Syawal hingga 2 Syawal.

Festival Meriam Karbit merupakan sebuah ajang perlombaan meriam yang dinilai berdasarkan bunyi paling kompak yang dihasilkan dari meriam peserta. Untuk membuat Meriam Karbit yang terbuat dari pohon kelapa atau kayu durian pembuatnya harus merogoh kocek sebesar Rp15-30 juta.

Konon, meriam ini dikenal untuk mengusir kuntilanak karena mengeluarkan suara yang bising.

3. Perang Topat, Lombok

Tradisi Perang Topat atau perang ketupat dilakukan waktu Lebaran di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tradisi ini memiliki ciri khas dengan saling melemparkan ketupat kepada satu sama lain.

Ketupat disimbolkan sebagai alat kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang tinggal di Lombok. Perang Topat dilakukan setelah berdoa dan berziarah di Makam Loang Balog Kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di Kawasan Pantai Bintaro.

4. Nyama Selam dan Tradisi Ngejot, Bali

Nyaman selam merupakan salah satu tradisi yang dilakukan saat Idulfitri oleh masyarakat Bali. Tradisi ini digelar dengan acara makan bersama yang mengisyaratkan keberagaman agama dan keindahan toleransi di Bali.

Nyama Selam artinya saudara dari kalangan Muslim. Sebutan khas ini diberikan oleh penduduk Bali yang mayoritas beragama Hindu kepada kerabat sekampung yang beragama Islam.

Tradisi nyama selam kemudian dilanjutkan dengan tradisi ngejot. "Ngejot" atau memberikan hidangan kepada masyarakat sekitarnya termasuk kepada yang berbeda agama.

Tradisi tersebut sudah dilakukan sejak masa keajaan-kerajaan di Bali dan dapat ditemui di sebagian besar daerah di Bali. Umat Hindu juga akan memberikan balasan dengan melakukan "ngejot" kepada umat Islam pada saat Nyepi atau Galungan.

 

Makan Nasi Jaha, Sulawesi Utara

5. Makan Nasi Jaha, Sulawesi Utara

Tradisi makan nasi jaha atau binarundak merupakan tradisi menyambut lebaran khas masyarakat Motoboi Besar Sulawesi Utara. Tradisi Binarundak berlangsung selama tiga hari setelah Idul Fitri dan terinspirasi dari tradisi Lebaran Ketupat di Minahasa dan Gorontalo.

Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari beras ketan, santan, dan jahe. Kemudian dimasukkan ke dalam batang bambu yang telah dilapisi daun pisang.

Batang bambu yang terlah terisi adonan kemudian dibakar dengan serabut kelapa. Setelah dimasak matang kemudian disantap beramai-ramai oleh perantau dan masyarakat setempat.

Selain makan bersama, acara tersebut juga menjadi sarana silaturahmi dan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan.

6. Tari Topeng, Jambi

Tradisi Tari Topeng Muaro Jambi adalah sebuah hiburan yang digelar pada setiap momen lebaran di Desa Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Tari Topeng Muaro Jambi menggunakan media topeng yang terbuat dari labu tua berkulit keras.

Kemudian dihias menggunakan cat berbagai warna dan diletakkan pula ijuk di atas topeng agar menyerupai rambut. Pemuda Desa Muara Jambi akan membawa tarian topeng tersebut dengan mengelilingi sembilan RT.

Selain merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan selama ratusan tahun. Penggunaan topeng labu juga merupakan simbol perjuangan yang digunakan masyarakat Jambi ketika berhadapan dengan penjajah.

7. Tradisi Baraan, Riau

Tradisi baraan merupakan tradisi menyambut lebaran khas Masyarakat Bengkalis, Provinsi Riau. Tradisi Baraan adalah kegiatan kunjung mengunjungi jirang tetangga secara beramai-ramai pada saat memasuki bulan Syawal.

Saat melakukan tradisi Baraan semua rumah di suatu dusun pasti akan mendapatkan giliran untuk dikunjungi. Selain itu, tuan rumah akan menghidangkan berbagai macam hidangan seperti kue mueh, ketupat, opor ayam, dan banyak lagi.

Tradisi ini sangat sarat dengan makna Islam, karena di setiap berkunjung di sebuah rumah selain melakukan kegiatan makan bersama juga dilakukan pembacaan doa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya