Tradisi Lebaran Era Kemerdekaan: Halalbihalal dan Kemeriahan yang Baru Terasa Tenang Sejak Tahun 1950

Bagaimana tradisi Lebaran di Indonesia berevolusi sejak era kemerdekaan, dari Halalbihalal sebagai perekat persatuan hingga tradisi mudik yang penuh makna.

oleh Ruly Riantrisnanto Diperbarui 13 Mar 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 18:30 WIB
Pecalang Mengamankan Pelaksanaan Sholat Lebaran Idul Fitri 1444 H
Pecalang dikabarkan sudah hadir sejak tahun 1970an dan hanya bertanggung jawab akan keamanan desa adat serta upacara adat keagamaan. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Lebaran di Indonesia selalu diwarnai tradisi unik yang kaya makna. Namun, bagaimana perayaan Idul Fitri di era awal kemerdekaan? Peristiwa penting pasca-proklamasi membentuk tradisi Lebaran baru, terutama Halalbihalal, yang menjadi simbol persatuan bangsa.

Masyarakat Indonesia, setelah melewati masa perjuangan, merayakan kemenangan dengan cara yang berbeda, menggabungkan aspek spiritual dan kebersamaan nasional.

Salah satu versi sejarah menyebutkan Presiden Soekarno, pada 1946, melakukan pertemuan lintas elemen bangsa di bulan Ramadhan. Pertemuan yang mendorong semangat saling memaafkan dan menerima perbedaan ini menjadi cikal bakal Halalbihalal.

Versi lain mengaitkan tradisi ini dengan KH. Abdul Wahab Hasbullah pada 1948. Terlepas dari siapa pencetusnya, Halalbihalal berkembang dari pertemuan informal menjadi tradisi nasional, merekatkan persatuan dan silaturahmi.

Lebaran pertama pasca-kemerdekaan, sekitar tahun 1950, dirayakan dengan suasana lebih tenang dan meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya yang diwarnai konflik.

Masyarakat dapat kembali fokus pada aspek spiritual dan sosial Idul Fitri, mempererat tali silaturahmi keluarga dan masyarakat. Ini menandai babak baru perayaan Lebaran di Indonesia, di mana semangat persatuan dan kebersamaan semakin kuat.

Promosi 1
Evolusi Halalbihalal: Dari Pertemuan Politik ke Tradisi Nasional

Evolusi Halalbihalal: Dari Pertemuan Politik ke Tradisi Nasional

contoh membuat kartu ucapan lebaran
contoh membuat kartu ucapan lebaran ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Halalbihalal, tradisi saling memaafkan dan mempererat silaturahmi, mengalami transformasi signifikan sejak era kemerdekaan. Awalnya mungkin hanya pertemuan informal tokoh-tokoh bangsa, namun seiring waktu berkembang menjadi tradisi nasional yang dirayakan di berbagai tingkatan masyarakat.

Tradisi ini menjadi penting karena mampu memperkuat kohesi sosial di tengah keberagaman Indonesia. Halalbihalal mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang khas Indonesia, nilai-nilai yang sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa pasca-kemerdekaan.

Perkembangan Halalbihalal menunjukkan bagaimana sebuah tradisi dapat beradaptasi dan berkembang seiring perubahan zaman, namun tetap mempertahankan inti maknanya: persatuan dan silaturahmi.

Mudik: Tradisi Pulang Kampung yang Tak Lekang oleh Waktu

tradisi mudik lebaran
tradisi mudik lebaran ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Mudik, tradisi pulang kampung, merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Indonesia. Tradisi ini telah ada jauh sebelum kemerdekaan, namun di era kemerdekaan, mudik memiliki makna yang lebih dalam.

Setelah melewati masa perjuangan, mudik menjadi momen berharga untuk berkumpul dengan keluarga, memperkuat ikatan, dan berbagi cerita. Arus mudik yang besar setiap tahunnya menjadi bukti kuat betapa pentingnya tradisi ini bagi masyarakat Indonesia.

Mudik juga menjadi simbol persatuan, menyatukan masyarakat dari berbagai daerah dalam satu semangat kebersamaan merayakan Idul Fitri.

Tradisi Lebaran Lainnya: Ketupat, Baju Baru, dan THR

Selain Halalbihalal dan mudik, berbagai tradisi Lebaran lainnya juga tetap lestari, seperti makan ketupat, mengenakan baju baru, dan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya).

Ketupat, sebagai makanan khas Lebaran, memiliki makna simbolis tersendiri. Baju baru melambangkan semangat baru dan harapan di hari kemenangan. Sementara THR menjadi bentuk berbagi dan kepedulian sosial.

Tradisi-tradisi ini, meskipun sederhana, mampu memperkaya perayaan Lebaran dan memperkuat ikatan sosial di masyarakat.

Kesimpulan: Tradisi Lebaran di Indonesia, terutama di era kemerdekaan, menunjukkan bagaimana nilai-nilai persatuan, silaturahmi, dan kebersamaan tetap lestari dan menjadi perekat bangsa. Tradisi-tradisi ini, yang telah diwariskan turun-temurun, harus tetap dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya