'Bujang Mak Soleh', Sepenggal Mimpi Guru SDN di Pekanbaru untuk Pendidikan Anak Bangsa

Seorang guru di SDN 153 Pekanbaru, Hasmawati akhirnya bisa menerbitkan buku cerita anak yang dibuatnya sendiri sejak beberapa tahun lalu.

oleh M Syukur diperbarui 11 Apr 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 07:00 WIB
Hasmawati, guru SDN 153 Pekanbaru memperlihatkan buku yang dikarangnya.
Hasmawati, guru SDN 153 Pekanbaru memperlihatkan buku yang dikarangnya. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Menjelang setahun masa pensiunnya, Hasmawati semringah. Cita-cita ingin menerbitkan buku cerita anak gubahannya sendiri akhirnya terwujud beberapa waktu lalu.

Buku cerita anak-anak itu sudah beredar di sejumlah sekolah dasar di Pekanbaru, termasuk SDN 153 Kecamatan Sukajadi, tempatnya mengajar sejak bertahun-tahun lalu.

Hasmawati bercerita, sejak kecil dia sudah terbiasa mendongeng. Hal itu dilakukan ibu beranak tiga ini untuk menghilangkan penat orangtuanya saat hidup di kampung.

"Biasanya anak-anak didongeng sebelum tidur, kalau ibu beda, ibu yang bercerita ke orangtua sambil memijat hingga orangtua tertidur," katanya, Senin siang, 10 April 2023.

Kecil di Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, hingga hijrah ke Pekanbaru bahkan menjadi guru, Hasmawati tetap melanjutkan kebiasaan berceritanya. Murid-murid kelasa 1 selalu setia mendengar dongeng yang dibawakan Hasmawati.

Keinginan mengabadikan cerita ataupun dongeng yang dibuatnya sudah lama diimpikan Hasmawati. Hanya saja, Hasmawati tidak kenal dengan penerbit buku.

"Kemudian saya tidak pandai menggambar atau membuat ilustrasi, kemudian saya lihat alamat penerbit buku cerita itu jauh-jauh, ada di Jambi hingga Yogyakarta," cerita Hasmawati.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Motivasi Siti

Hasmawati, guru SDN 153 Pekanbaru yang akhirnya bisa menerbitkan cerita karangannya menjadi buku.
Hasmawati, guru SDN 153 Pekanbaru yang akhirnya bisa menerbitkan cerita karangannya menjadi buku. (Liputan6.com/M Syukur)

Beberapa guru di SD tersebut sering memotivasinya, salah satunya adalah Siti Salma. Singkat cerita, Siti beralih profesi menjadi pengusaha penerbit buku.

Hasmawati kembali ditawarkan agar membukukan cerita ataupun dongeng yang dibuatnya. Bak gayung bersambut, Hasmawati menyanggupi tawaran itu.

"Saya bilang hanya bisa menuliskan, ilustrasi atau menggambar tidak bisa, akhirnya buk Siti minta tuliskan, ilustrasinya dibuat oleh guru di sini juga," ujar wali kelas satu ini.

Setelah buku cerita berjudul 'Bujang Mak Soleh' terbit, Hasmawati hanya mengambil beberapa eksemplar untuk dijadikan bahan pengajaran di kelas 1. Belum terpikir memasarkan.

Tak lama setelah itu, guru lainnya, Siti Zulaikha berusaha menyebarkan buku cerita tersebut ke sekolah lainnya. Lambat laun dalam hitungan bulan, buku ini banyak peminatnya, khususnya anak-anak.

"Beruntunglah saya ketemu dua Siti ini, orang baik semua, saya berada di lingkungan yang baik," imbuh nenek bercucu tiga ini.

 

Ajaran Kebaikan

Hasmawati melihat anak didiknya membaca buku cerita yang dibuatnya sendiri.
Hasmawati melihat anak didiknya membaca buku cerita yang dibuatnya sendiri. (Liputan6.com/M Syukur)

Hasmawati menerangkan, bukunya bercerita seorang anak yatim yang tinggal bersama ibunya di sebuah gubuk dalam hutan. Saban hari, sang ibu bekerja di ladang jagung dan gandum dengan upah dedak.

Dalam perjalanannya, sang anak mendapatkan bibit padi di hutan. Padi ditanam di ladang seadanya hingga berkembang luas dan sang anak mempekerjakan warga sekitar.

"Warga tidak diupah dedak, melainkan beras," ujar Hasmawati.

Pola upah ini membuat warga sekitar sejahtera setelah bekerja dengan tokoh utama dalam cerita dimaksud. Melalui cerita ini, Hasmawati menyelipkan pesan agar keburukan di balas dengan kebaikan.

"Dahulu kan ibunya diupah dengan dedak, warga juga menjauhi, tapi setelah sukses berladang, mak dan anaknya dalam buku itu membalasnya dengan kebaikan," jelas Hasmawati.

Jika pensiun nanti, Hasmawati ingin menghabiskan hari-harinya dengan menulis buku cerita. Dalam beberapa waktu dekat, satu buku cerita karangannya segera meluncur.

"Ini nanti ada satu lagi, waktu pensiun ingin menulis lebih banyak selain bermain dengan cucu," kata Hasmawati.

 

Program Pintar

Hasmawati merupakan salah satu guru dari dari sekian banyak tenaga pengajar yang mendapat binaan dari Tanoto Foundation. Hal ini mendapat sambutan positif dari Kepala SDN 153 Armita S Pd.

Armita menjelaskan, program pembinaan Tanoto Foundation membantu guru mengembalikan potensi yang dimiliki. Guru semakin update dengan perkembangan dunia pendidikan terkini, berani tampil dan terdepan.

Setiap pelatihan yang diberikan agar menjadi guru handal dipraktikkan langsung ke kelas. Guru juga semakin bijak dalam bertindak sehingga efektif dalam pembelajaran.

"Guru lebih mandiri sehingga saya sebagai kepala sekolah bisa memikirkan hal lain untuk sekolah ini," jelas Armita.

Armita berharap kerjasama ini dipertahankan sehingga memberi dampak baik bagi SDN 153.

Sementara itu, Distrik Koordinator Pekanbaru Tanoto Foundation Dwi Wahyu Alfajar, Hasmawati salah satu guru binaan. Hasmawati mulai menuliskan cerita yang dikarangnya setelah mendapatkan pelatihan.

"Ada pelatihan literasi kelas awal, ibu ini mulai menuliskan cerita, dimotivasi buat buku," kaya Fajar.

Menurut Fajar, SDN 153 merupakan salah satu dari puluhan mitra Tanoto Foundation. Dalam kerja sama ini, setiap guru diberikan pelatihan sehingga mendapatkan keunggulan dalam mengajar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya