Tips Jaga Kesehatan dari Godaan Lezatnya Menu Lebaran

Pakar Kesehatan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai konsumsi gula, garam dan lemak berlebih ketika menyantap menu Lebaran

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2023, 23:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2023, 23:00 WIB
Lebaran dengan menu khas kampung halaman
Berikut kenikmatan merayakan Lebaran dengan suasana kampung halaman di hotel Hotel Santika Premiere Bintaro. (Foto: Dok. Hotel Santika Premiere Bintaro)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Kesehatan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai konsumsi gula, garam dan lemak berlebih ketika menyantap menu Lebaran yang biasanya tinggi kalori dan kolesterol.

"Asupan gula, garam, dan lemak yang berlebihan atau sering dikenal GGL berlebih bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan," kata dia di Banjarbaru, Sabtu.

Menurut Syamsul, hari Lebaran biasanya menyantap sajian makanan secara berlebih karena didorong perasaan “bebas” setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan.

Apalagi hidangan yang disantap khas dari Hari Raya Idul Fitri kerap disuguhi menu-menu mengandung GGL berlebih seperti ketupat dan opor ayam hingga daging rendang.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini menyebut konsumsi gula secara berlebihan maka tubuh akan mengubah kelebihan gula menjadi jaringan lemak.

Hal ini lambat laun dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas, dua faktor yang meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2.

Kemudian efek asupan garam yang berlebihan pun tidak kalah besar dampaknya. Pola makan tinggi garam membuat tubuh rentan mengalami tekanan darah tinggi.

Dengan adanya obesitas dan penumpukan plak dalam pembuluh darah pada akhirnya berisiko lebih tinggi untuk mengalami stroke dan gagal jantung.

Lemak yang tidak sehat bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat memicu pembentukan plak kolesterol pada pembuluh darah yang berujung menyebabkan penyakit jantung.

Oleh karenanya masyarakat perlu mewaspadai risiko kesehatan tersebut karena berdampak pada semua kelompok usia.

Diakui Syamsul, pola makan tidak sehat ini sering terabaikan, mengingat dampak yang ditimbulkan tidak segera diderita seketika namun terasa kemudian dan sebenarnya dampak buruk bagi kesehatan akan terus mengintai.

"Konsumsi ketiga zat ini ada aturannya, tak bisa sembarangan bila ingin hidup lebih sehat," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya itu.

Syamsul merujuk Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi (200 kkal).

Konsumsi tersebut setara dengan gula empat sendok makan per orang per hari atau 50 gram per orang per hari.

Sedangkan anjuran konsumsi garam adalah 2000 mg natrium per orang per hari atau sama dengan satu sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang per hari.

Adapun anjuran konsumsi lemak per orang per hari 20 hingga 25 persen dari total energi (702 kkal) per orang per hari.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya