Cuan Menggiurkan Bisnis Selongsong Ketupat Lebaran Idul Fitri di Purbalingga

Cuan Menggiurkan Bisnis Selongsong Ketupat Lebaran Idul Fitri di Purbalingga

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2023, 18:30 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2023, 18:30 WIB
Selongsong ketupat lebaran di Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Purbalingga)
Selongsong ketupat lebaran di Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Purbalingga)

Liputan6.com, Purbalingga - Ada sajian kuliner khas hari raya Idul Fitri yang jarang terlewatkan yakni ketupat. Ketupat dan opor, merupakan kuliner yang 'wajib' disediakan pada hari lebaran. 

Hal inilah yang menjadi inspirasi masyarakat khususnya di Kabupaten Purbalingga untuk memanfaatkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan untuk berbisnis atau berjualan selongsong ketupat.

Hampir sepanjang jalan di kota hingga kecamatan, kita bisa menjumpai para pedagang selongsong ketupat tersebut terutama di H-3.

Bahkan di setiap pasar tradisional bisa dipastikan kita akan menjumpai pedagang-pedagang tersebut, seperti Sobihin yang jauh-jauh dari Desa Pengadegan menawarkan selongsong ketupat hingga pasar Hartono Purbalingga.

"Kiye nggawa 1.600 biji, regane nek esuk 50 apa 60, wis mandan awan ya 40 per 100 biji (ini bawa 1.600 biji, harganya kalau pagi 50 atau 60 ribu, kalau sudah agak siang jadi 40 ribu per 100 biji-red)," ujar pria paruh baya yang kesehariannya bekerja di proyek tersebut, dikutip dari keterangan tertulis Pemkab Purbalingga, Sabtu (22/4/2023).

Harga yang ditawarkan para pedagang pun bervariasi, mulai dari 400 hingga 750 rupiah per biji.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Omzet Setengah Juta per Hari

Selongsong ketupat lebaran di Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Purbalingga)
Selongsong ketupat lebaran di Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Purbalingga)

Jika Sobihin menjual per ikat berisi 100 biji selingsong ketupat, lain halnya dengan Miarso yang menjual per ikat berisi 20 biji dengan harga 15 ribu rupiah.

"Dinten niki mbekto 1.100 biji, regine mawi-mawi wonten sing 15 per iket wonten sing 20 (hari ini bawa 1.100 biji, harganya bervariasi ada yang 15 ribu rupiah per ikat ada yang 20 ribu rupiah-red)," kata dia.

Dari penjelasan itu, maka omzet masing-masing pedagang mencapai Rp500 ribu lebih per hari. Sementara, modal ketupat hanyalah janur muda yang masih berwarna kuning.

Janur kuning di pedesaan bisa dibeli dengan harga murah. Bahkan, ada pula yang mengambil dengan cuma-cuma.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya