Meningkat, Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2022 Capai Rp 1,2 Triliun 

Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kabupaten Bandung disebut meningkat mencapai Rp 1,2 triliun.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 04 Mei 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2023, 21:00 WIB
Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terparkir di Stasiun Tegalluar
Foto udara suasana rangkaian kereta cepat di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8 persen dan direncanakan beroperasi pada Juli 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung pada 2021-2022 mengalami peningkatan.

"Pendapatan asli daerah Kabupaten Bandung yang asalnya Rp 960 miliar pada tahun 2021 lalu, menjadi Rp 1,237 triliun pada tahun 2022," katanya saat upacara bendera di Lapangan Upakarti Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (3/5/2023).

"Ini artinya, aktivitas masyarakat sangat luar biasa. Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat yang mana sudah bekerja sama dengan baik. Saya kira tanpa ada bantuan dari masyarakat, mustahil semua program bisa selesai," imbuh dia.

Bupati juga mengklaim, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung meningkat mencapai Rp 143 triliun. Sementara angka pengangguran mengalami penurunan dari 8,32 persen menjadi 6,98 persen.

"Ini kan menurun di angka 1,34 persen bukan hal yang mudah. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita juga meningkat, dari 72,73 poin, sekarang sudah 73,14 poin," jelasnya.

Peningkatan IPM Kabupaten Bandung disebut berasal dari sektor kesehatan, pendidikan dan daya beli. 

"Nah ini kenapa sektor daya beli meningkat, karena kita ada program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan," klaimnya.

"Mudah-mudahan dari kesemuanya ini, semoga kita lebih semangat, lebih bisa mengimplementasikan apa yang menjadi cita-cita para pendahulu kita dan juga kita akan terus ikut melakukan inovasi dan terus melanjutkan pembangunan di Kabupaten Bandung yang kita cintai ini," lanjut Dadang.

Sebelumnya, mengutip penjelasan pada laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung, indeks harapan hidup masuk sebagai salah satu komponen dasar kualitas hidup guna mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dua di antaranya mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan atau pendidikan. Lainnya, adalah kehidupan yang layak.

Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya, untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

Adapun, untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita.

Menurut data BPS dihimpun  dalam buku Kabupaten Bandung Dalam Angka 2023, angka harapan hidup tersebut memang meningkat rentang tiga tahun terakhir. Pada 2020 tercatat 73,53 tahun, 2021 (73,72 tahun) dan 2022 (74,01 tahun).

Sementara, pada 2022 angka melek huruf penduduk Kabupaten Bandung usia 15+ tercatat di 99,47 persen dari jumlah penduduk 2.435.502 jiwa. Artinya, ada sekitar 12.909 orang yang masih buta huruf.

Indikator lain dalam bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK).

Dari data BPS, diketahui bahwa warga Kabupaten Bandung lebih sedikit yang lulus SMA/Sederajat, lebih banyak jenjang SD/Sederajat maupun SMP/Sederajat.

Misalnya, APM SD/Sederajat tahun 2022 mencapai 99 persen. Tetapi APM SMA/Sederajat hanya mencapai 54 persen.

Pada 2022 juga terjadi penurunan APM pada level SMP/MTs/Sederajat apabila dibandingkan dengan tahun 2021, dari 88,56 persen menjadi 88,07 persen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya