Liputan6.com, Makassar Lurah Parangloe, Kecamatan Tamalanrea di Kota Makassar, Sulawesi Selatan Muhammad Ansar melampiaskan amarahnya di bibir dermaga anak Sungai Tallo.
Hal itu terkait dengan kondisi air sungai yang berwarna hitam dan berbau busuk. Kondisi meresahkan warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai.
Baca Juga
"Selain bau busuk, warna air sungainya sudah hitam pekat. Ada juga warga kami yang menelan kerugian puluhan juta rupiah. Oleh karena ikan yang berada di tambaknya yang beririsan langsung dengan sungai mendadak mati," kata Muhammad Anshar kepada Liputan6. com Senin (8/5/2023).
Advertisement
Anshar mengaku telah menyiapkan gugatan sengketa lingkungan hidup. Gugatan ditujukan ke sejumlah perusahaan di wilayah kerjanya. Dasarnya adalah dugaan buangan limbah sejumlah perusahaan yang langsung tanpa pengolahan.
"Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar dan aktivis lingkungan sudah mengambil data dan melihat langsung fakta lapangan. Selanjutnya kami serahkan proses lanjutnya seperti apa nantinya terhadap penyumbang rusaknya kualitas lingkungan hidup sungai, yang oleh warga kami di manfaatkan sebagai media lalulintas perahu mereka menuju lahan pertanian (Sawah) dan tambaknya," kata Muhammad Anshar.
Â
Sungai Dimanfaatkan Jadi Lalulintas
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Parangloe, Fatahudin Baso menyebutkan sedikitnya 50 perahu motor tempel yang memanfaatkan lalulintas sungai di dermaga Bontoa.
"Semuanya merasakan hal yang sama yaitu tersengat bau busuk dari limbah yang mencemari badan sungai," kata Fatahudin.
Ditambahkan bahwa ada yang gatal-gatal dan gangguan pernafasan, apalagi warga yang sudah usia renta. Jauh sebelum hadirnya sejumlah perusahaan seperti PT Makassar Te'ne, pabrik agar-agar (PT Cemerlang) dan usaha pemotongan ternak sungai dalam keadaan baik-baik saja.
Ikanmasih terlihat. Kondisi sungai berubah drastis ketika sejumlah perusahaan berdiri dan diduga kuat membuang air limbahnya melalui saluran pelepasan ke badan sungai.
Ketua RT 01, RW 02 Bontoa Selatan, Kelurahan Parangloe Haji Durrahman menduga ada proses pembiaran oleh sejumlah perusahaan yang dengan sengaja membuang air limbahnya ke saluran badan sungai.
"Warga kami marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dan saya tahu persis sungai ini seperti apa dulunya karena usia saya sudah 65 tahun lebih dan hidup berdampingan dengan sungai yang tercemar ini," kata Haji Durahman.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Makassar, Ferdy Mochtar yang meninjau langsung kondisi anak sungai Tallo, membeberkan bahwa eksisting sungai sudah rusak dan memberi dampak buruk terhadap kesehatan warga.
"Paparannya sangat dirasakan warga. Kami akan memanggil perusahaan disertai pengecekan administrasi terkait peraturan yang baru dari pemerintah pusat terkait dasar hukum PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan PP No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," kata Ferdy Mochtar.
Advertisement