Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) meluncurkan rangkaian kegiatan untuk memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025. Dimulai pada Senin (3/2/2025), KLH menekankan bahwa kegiatan tersebut bukanlah sebagai perayaan, melainkan peringatan bagi semua orang tentang peristiwa memilukan yang terjadi akibat mengabaikan penanganan masalah sampah.
"HPSN bukanlah perayaan tapi peringatan, peringatan saat sampai itu tidak diurus," kata Sekretaris Utama KLH Rosa Vivien Ratnawati dalam jumpa pers di kantor KLH Kebon Nanas, Jakarta.
Advertisement
Untuk itu, pemerintah menetapkan delapan area sebagai fokus utama penanganan masalah sampah sepanjang Februari--Maret 2025. Sengaja dipilih delapan agar sejalan dengan misi yang dibawa Presiden Prabowo Subianto, Asta Cita. Kedelapannya terdiri dari pantai, gunung, mangrove, desa, pesantren, pasar, sekolah, dan kampus.
Advertisement
"Ini menjadi HPSN pertama di Kabinet Merah Putih. Sistemnya, peringatan HPSN tidak kita lakukan dalam konteks seremonial. Kita berharap HPSN 2025 harus dilakukan sepenuhnya dengan aksi," kata Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLH.
Pihaknya memilih mangrove dan pantai mewakili muara dari sampah, sedangkan gunung, desa, dan pasar merupakan sumber utama penghasil sampah di hilir. Sementara, desa, pesantren, sekolah dan kampus adalah tempat manusia dengan populasi yang signifikan berada.
Populasi itulah yang menghasilkan sampah lewat beragam aktivitas. Lalu, bagaimana dengan sungai yang sempat dicetuskan Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq akan menjadi lokasi program kali bersih?
"Kita sempat diskusi. Muara sampah di sungai itu ada mangrove dan pantai. Sumbernya ada di desa, gunung, dan pasar... Dengan fokus ke situ, bagaimana supaya tidak masuk ke sungai. Sungai itu menjadi media dari hilir ke hulu," Novrizal beralasan.
Â
Persoalan Sampah di Mangrove hingga Pesantren
Novrizal juga mengurai satu per satu masalah sampah yang dihadapi masing-masing asta. Sampah plastik yang mengotori kawasan mangrove mengancam kehidupan tanaman mangrove yang menjadi benteng berbagai bencana hidrometerologi, seperti abrasi pantai. Begitu pula dengan kawasan pantai yang belakangan jadi sorotan karena sampah mengotori pesisir hingga membuat tak nyaman wisatawan.
Masalah sampah di gunung, sambung dia, juga tak bisa dianggap remeh. Banyak kasus sampah di gunung terjadi akibat pendakian tidak bertanggung jawab. Sementara, Asta Pasar bisa dilihat dari timbulan sampah, khususnya sampah organik, yang tidak dikelola menimbulkan bau tidak sedap.
"Untuk Asta Desa, kita punya kurang lebih 70 ribu desa. Ini jadi kekuatan penting karena fokus kita selama ini seringnya di perkotaan," kata Novrizal.
Kampus, sekolah, dan pesantren sama ditargetkan sebagai subjek revolusi perilaku pengelolaan sampah. "Di Indonesia total ada 52 ribu pesantren dan total enam juta santri. Sampah pesantren berarti separuh sampah Jakarta,"Â urainya.
Advertisement
Rangkaian Kegiatan HPSN 2025
Karena berbasis aksi, KLH pun menyiapkan sederetan kegiatan untuk dua bulan ke depan. Dimulai dari 4 Februari 2025, Seruni yang merupakan kelompok istri-istri menteri di Kabinet Merah Putih akan menggelar aksi tukar sampah dengan sembako. Kegiatan itu dipusatkan di Alun-alun Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
KLH juga menyiapkan aksi bersih desa pada 15 Februari 2025 yang tersebar di delapan lokasi. Pemerintah daerah diharapkan mereplikasi dengan menggelar kegiatan serupa di desa-desa lainnya.Â
Kegiatan dilanjutkan dengan Aksi Bersih Gunung yang puncaknya dipusatkan di Gunung Rinjani. Sementara pada 21 Februari 2025, peringatan puncak HPSN akan dilakukan dengan mengunjungi TPA Leuwigajah, tempat insiden sekaligus pencetus HPSN pertama kali.
"Kita akan berkunjung ke lokasi TPA Leuwigajah dan sarasehan dengan masyarakat yang tertimpa longsoran sampah Leuwigajah. (Sifatnya) lebih ke pengkhidmatan pada HPSN 2025," ujar Novrizal. Untuk Asta Pantai, KLH akan menggelar aksi bersih sampah di Pantai Pangandaran pada 23 Februari 2025, sekaligus sebagai penutup kegiatan di bulan ini.Â
Memasuki bulan puasa, KLH mulai intens masuk ke kampus-kampus, sekolah, dan pesantren, untuk menyebarkan Gerakan Minim Sampah. "Tanggal 8 di Pesantren Lirboyo Kediri. Hampir 60 ribu santrinya. Kalau dikali setengah kilogram saja, berarti sudah 30 ton (sampah) sehari," ujarnya.
Gandeng Beragam Kementerian dan Pemda
Rangkaian kegiatan peringatan HPSN 2025 nantinya akan ditutup dengan kampanye lebaran minim sampah. Hal itu bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri yang diperkirakan akan terjadi pada akhir Maret 2025.Â
Selain itu, KLH juga merilis Asta Wira sebagai maskot HPSN 2025 sekaligus komik tentang maskot tersebut. Diharapkan kehadirannya dapat diterima anak-anak di Indonesia.
Rosa menegaskan bahwa KLH tidak bisa sendiri menangani permasalah sampah di Indonesia. Dalam beragam aksi yang dilakukan, mereka pun menggandeng kementerian dan pemda terkait. Masalah sampah di mangrove, misalnya, akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.Â
Sementara, urusan sampah di desa akan melibatkan Kementerian Desa. Kemendikdasmen dan Kemendikti akan digandeng untuk menangani persoalan sampah di kampus dan sekolah, sementara Kementerian Kehutanan akan diajak terlibat dalam mengatasi masalah sampah di gunung dan Kemendag untuk sampah di pasar.
"Sejak Sabtu, 1 Februari, Karo Humas sudah lakukan komunikasi publik. Sudah mengaktifkan komponen bangsa untuk mengaktifkan dan menyadarkan masyarakat tentang HPSN ini... Kita harap semua pemerintah daerah, stakeholder, juga berikan kontribusi yang besar dalam HPSN," ucap Novrizal.
Advertisement