Liputan6.com, Sukoharjo - DPP (26) adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berprofesi sebagai tour leader atau tour guide di Vietnam. Sudah kurang lebih 5 tahun wanita asal Kabupaten Sukoharjo itu bolak-balik Indonesia dan luar negeri.
Namun, jumat (19/5/2023) DPP ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar hotel di Vietnam.
Kabar duka itu diterima keluarganya di Sukoharjo, Sabtu (20/5/2023). Perwakilan keluarga, Suyono mengatakan pihaknya mendengar kabar keponkaannya meninggal dari Polres Sukoharjo yang mengkonfirmasikan temuan kartu identitas yang ditemukan bersama jenazah DPP, apakah jenazah tersebut anggota keluarga mereka.
Advertisement
"Dari Polres Sukoharjo datang, apakah almarhumah benar anggota keluarga kami. Info itu membuat kami terpukul, sangat berduka sekali. Itu keponakan saya," kata dia ditemui di kediamannya usai pemakaman, Jumat (26/5/2023).
Baca Juga
Suyono menyebut, jenazah pahlawan devisa itu baru tiba di rumah kedua orang tuanya pada Rabu malam (25/5/2023). Dirinya bercerita saat terakhir bertemu DPP dan sempat memeluknya adalah ketika anakanya menikah. Pertemuan itu juga kali terakhir ia ketemu dengan keponakannya sebelum akhirnya berangkat ke luar negeri.
"Terakhir ketemu pas anak saya menikah dia mendampingi, itu yang bikin saya sedih. Ternyata itu pertemuan terakhir kami," ucapnya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tak Ada Kekerasan
Menurutnya, DPP diketahui sejak masih kecil sudah sangat rajin menyisihkan uang untuk menggapai cita-citanya keliling dunia. Setelah menamatkan kuliah di salah satu universitas di Solo ia sudah langsung bekerja di luar negeri.
Sudah sekitar 5 tahunan DPP bekerja sebagai tour guide, dan terakhir pulang ke rumah orang tuanya pada masa pandemi Covid-19 2,5 tahun lalu.Â
"Sejak SMP keponakan saya ini memang rajin cari penghasilan tambahan sendiri, dari jualan pangsit goreng dibungkusin. Dia juga punya peta khusus negar yang ingin ia datangi, dia terakhir pulang dan ketemu saya 2,5 tahun," ujarnya.
Suyono menambahkan, keponakannya ditemukan meninggal di hotelnya menginap. Lantaran tidak keluar dari kamar ketika sudah waktunya check out sehingga pintu kamar itu harus dibuka secara paksa.
"Seharusnya waktu check out, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar. Sehigga pihak hotel membuka paksa dengan menggunakan kunci serep. Pas dibuka, dia sudah dalam keadaan meninggal," tutur dia.
Sementara itu, berdasarkan informasi keluarga yang diberikan dari pihak KBRI dan pihak yang menangani kepulangan jenazah keponakannya itu, bahwa DPP ditemukan meninggal akibat sakit tanpa ada dugaan kekerasan.
"Dari KBRI tidak ada unsur-unsur kekerasaan di tubuh jenazah keponakan saya. Keluarga sudah mengikhlaskan," pungkasnya.
Advertisement