Liputan6.com, Bandung - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan salah satu gangguan mental yang ternyata sering terjadi kepada anak di mana anak sulit dalam memusatkan perhatian. Penderita ADHD diketahui mempunyai perilaku yang impulsif dan hiperaktif.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab dari gangguan mental ADHD sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi pengaruhnya seperti genetik atau lingkungan.
Sementara beberapa orang beranggapan jika ADHD dapat disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan atau sugar rush pada anak. Namun belum ada bukti yang benar mengenai informasi tersebut.
Saat ini ADHD menjadi salah satu topik kesehatan mental yang ramai dibahas di media sosial. Mengutip dari psychiatry.org, ADHD adalah salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi pada anak-anak.
Gangguan ini mempunyai dampak tertentu kepada penderitanya dalam berbagai aspek. Di antaranya mengganggu prestasi akademik, hubungan interpersonal, hingga mengganggu beberapa aktivitas sehari-hari.
Untuk mengurangi dampak-dampak tersebut, anak-anak yang mengalami ADHD harus segera ditangani. Hal tersebut dilakukan agar sang anak tidak mengalami gejala yang semakin parah dan mengganggu aktivitasnya.
Gejala dan Ciri-Ciri ADHD
Penderita ADHD umumnya muncul kepada anak di bawah usia 12 tahun. Namun, dalam kebanyakan kasus gejala tersebut bisa tampak ketika anak berusia 3 tahun.
Jika ADHD pada anak tidak teratasi biasanya gejalanya dapat terbawa hingga dewasa. Berikut ini adalah beberapa gejalanya:
1. Kesulitan untuk berfokus atau berkonsentrasi pada satu hal.
2. Kesulitan untuk duduk diam atau menunggu gilirannya.
3. Kesulitan dalam memperhatikan sesuatu.
4. Mengalami gelisah dan dapat bertindak impulsif.
5. Penderitanya pun menunjukan gejala hiperaktif.
6. Pelupa.
7. Menyela ketika orang lain tengah berbicara.
Advertisement
Penanganan ADHD
Untuk menangani anak atau penderita ADHD, tentu harus melakukan konsultasi kepada dokter kejiwaan. Hal tersebut dilakukan agar anak dapat ditangani dengan benar terutama bila dibutuhkan sejumlah obat-obatan ataupun psikoterapi.
Meskipun tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, namun jika penanganan pada penderita ADHD dilakukan lebih dini, dapat meredakan gejala-gejala lainnya.
Sehingga penderita bisa melakukan aktivitasnya dengan normal dan tidak terbebani dengan gejalanya.
ADHD pada anak pun tidak bisa dicegah karena penyebab utamanya pun belum diketahui pasti.
Namun ibu hamil dapat mengurangi risiko tersebut dengan menjaga kandungan dengan baik terutama menghindari beberapa paparan zat yang dapat mengganggu kehamilan seperti asap rokok ataupun zat lainnya.