Liputan6.com, Bandung - Media sosial kembali dibuat heboh dengan video viral seorang perempuan menjadi imam salat dan diikuti beberapa jemaah pria di belakangnya. Dalam video yang viral tersebut tercantum nama Pondok Pesantren (Ponpes) Al Kafiyah yang berlokasi di Langkat, Sumatera Utara.
Baca Juga
Advertisement
Dalam video viral itu, terlihat sejumlah orang baik pria maupun perempuan, yang mengikuti gerakan salat tersebut.
Mereka tampak menirukan gaya salat. Namun, mereka memeragakan gerakan salat dengan menghadap ke kiri dan ke kanan.
Karena video tersebut membuat resah publik, MUI Kabupaten Langkat pun melakukan investigasi. Pihak MUI Langkat memanggil pimpinan Padepokan Sendang Sejagat yaitu Sunaryo sebab video yang viral tersebut diproduksi oleh padepokan tersebut.
"Kami undang mereka nantinya untuk datang ke MUI Kabupaten Langkat dimintai keterangan lebih lanjut lagi dan mendalami apa mereka lakukan selama ini," kata Zulkifli pada Minggu (2/6/2023).
Selain itu, pihaknya pun juga mendatangi lokasi padepokan bersama aparat kepolisian dan sejumlah pihak untuk mengetahui video viral tersebut. Sebab, video yang dibagikan dinilai menyesatkan dan untuk mengetahui apa tujuan dan maksud dibuatnya video tersebut.
"Pengikutnya masih kami cari tahu. Kalau kami lihat dalam petikan hasil keterangan mereka buat sekitar 5-10 orang. Kami belum tahu persis jumlahnya. Hari ini kami meminta keterangan mereka dan mendalaminya," ujar Zulkifli.
Video Dibuat untuk Konten Edukasi
Sementara itu, pimpinan Padepokan Sendang Sejagat yaitu Sunaryo memberikan klarifikasi terkait video viral tersebut. Pihaknya mengatakan video yang diproduksi tersebut hanya sebuah konten belaka.
Video tersebut diunggah di kanal YouTube dengan judul "Pesantren Sesat Dapat Menghapus Dosa". Adapun nama Ponpes Al Kafiyah menjadi terseret karena sebuah spanduk yang terlihat dalam video viral tersebut.
Klarifikasi dibuat di hadapan beberapa pihak mulai dari kapolsek, koramil, camat, dan MUI. Ia menjelaskan video viral yang membuat heboh tersebut dipotong-potong dari video yang pernah dibuatnya.
“Dalam kesempatan ini saya disaksikan oleh pihak-pihak terkait ada dari bapak kapolsek, koramil, camat, dan MUI. Di sini saya klarifikasi terkait video yang viral yang mana mereka telah memotong-motong video yang kami buat,” kata Sunaryo.
Ia juga menjelaskan jika tujuan pembuatan konten tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Di mana masyarakat dapat menghindari dan tidak terpengaruh segala sesuatu yang mengatasnamakan agama untuk manipulasi.
"Kami sengaja membuat untuk perfilman atau arti kata sinetron berseri. Nah apa kami buat itu, sebagai contoh kita umat Islam jangan terpengaruh dengan pesantren atau pun kata-kata Islam atau memakai ayat-ayat Allah tapi manipulasi," ujarnya.
Sunaryo menyayangkan jika video yang bertujuan untuk memberikan edukasi tersebut justru dipotong-potong sehingga menjadi sesat dan buat heboh warganet. Sehingga yang tidak mengetahui kebenarannya menjadikan video tersebut sebagai hal yang nyeleneh.
"Makanya saya buat untuk edukasi dan pelajaran. Saya sangat menyayangkan, dunia media sosial memotong-motong video kami dengan kata-kata menyeleneh, pengalihan isu dan lainnya. Jujur saya sedikit beban. Memotong video tersebut, tapi tidak menyertakan link aslinya," tuturnya.
Advertisement