Potret Kekeringan Ekstrem di Kabupaten Pati, Warga Harus Antre Demi Dapat Air Bersih

Pagebluk kekeringan ekstrem mulai melanda sejumlah desa di wilayah selatan Kabupaten Pati.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 02 Agu 2023, 13:41 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 12:18 WIB
Kekeringan Ekstrem di Pati
Kekeringan ekstrem di Kabupaten Pati membuat warga dan anak-anak harus rela antre demi mendapatkan air bersih. (Liputan6.com/ Arief Pramono)

 

Liputan6.com, Pati - Pagebluk kekeringan ekstrem mulai melanda sejumlah desa di wilayah selatan Kabupaten Pati. Kondisi ini menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Selain itu, sumber mata air pun mulai mengering memasuki Agustus 2023 ini.

Demi mengurangi dampak kekeringan ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati menyalurkan bantuan air di dua desa di Kecamatan Jaken. Wilayah ini mengalami kekeringan dan kelangkaan air bersih sejak sebulan ini.

"BPBD mengirim bantuan air bersih bagi masyarakat di 2 desa yakni di Desa Ronggo dan Sidomukti Kecamatan Jaken. Sudah kita kirim masing-masing 8.500 liter air sejak dua hari ini," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati, Martinus Budi Prasetyo, Rabu (2/8/2023).

Sejumlah desa yang mengalami kekeringan di Kecamatan Jaken, kata Budi, yakni Desa Ronggo, Sidomukti dan Desa Mantingan. Warga di tiga desa tersebut, harus rela antre mengambil air ketika ada bantuan air yang dikirim melalui relawan.

Pihak BPBD setempat memprediksi dampak kekeringan akan dirasakan sejumlah desa di wilayah Bumi Mina Tani. Sebanyak 147 desa diprediksi kekeringan, akibat kemarau panjang tahun 2023 ini.

Menurut Budi data wilayah terdampak kekeringan diambil dari jumlah desa yang mendapatkan dropping air pada tahun 2019 lalu. Karena itu, tahun 2019 dijadikan acuan sebab kondisi kemarau serupa akan dialami di tahun 2023.

"Berdasarkan prediksi kekeringan di Jawa Tengah, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang akan lebih panjang. Sedang kabupaten paling akhir mendapatkan hujan yaitu di Kabupaten Cilacap," kata Martinus.

Melalui prediksi tersebut, Martinus meminta masyarakat segera bersiap siaga menghadapi fenomena ini. Terutama sejumlah desa yang masuk radar kekeringan di tahun 2019 lalu. Mulai dari Kecamatan Jakenan, Puncakwangi, Winong, Batangan, Jaken, Juwana, Gabus, Kayen, Tambakromo, dan Kecamatan Margorejo.

Tak hanya pihak BPBD dan para relawan yang turun langsung menyalurkan bantuan air bersih. Jajaran anggota Koramil 16/Jaken yakni Babinsa Desa Sidomukti, Serda M Rozikin, juga melakukan pendampingan pendistribusian air bersih dari Basarnas Pati.

 

Harapan Warga

Sementara itu, salah satu penerima bantuan, Wito mengaku bahwa wilayah Kecamatan Jaken saat musim kemarau sering menjadi langganan kekeringan. Sehingga hal itu berimbas dan berdampak sulit bagi keseharian warga desa di kecamatan setempat.

Untuk mendapatkan air bersih, imbuh Wito, warga biasanya ngangsu atau mengambil air ke sumur di desa yang lokasinya jauh dari tempat tinggal warga. Meski demikian, Wito tetap melakukannya karena air menjadi kebutuhan dasar sehari-hari.

"Kami berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan air bersih bagi masyarakat tiap minggunya di desa kami," pungkasnya. (Arief Pramono)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya