Jurus KLHK Rehabilitasi Usai Kawasan Gunung Bromo Kebakaran

KLHK menyatakan segera melakukan rehabilitasi untuk memulihkan ekosistem yang rusak akibat kebakaran di kawasan Gunung Bromo

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2023, 04:00 WIB
Infografis Letusan Gunung Bromo
Infografis Letusan Gunung Bromo (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan segera melakukan rehabilitasi untuk memulihkan ekosistem yang rusak akibat kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Provinsi Jawa Timur.

"Apa yang penting sekarang ini menurut saya adalah rehabilitasi atau pemulihannya, dari segala aspek yakni fisik, ekonomi, sosial, dan manajemen, kemudian bagaimana pendidikan publik," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, dikutip Antara.

Pada 23 September 2023, Menteri Siti mengunjungi langsung kawasan Gunung Bromo untuk melihat dampak kebakaran yang telah merusak keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.

Dia mengatakan kegiatan rehabilitasi dilakukan usai kawasan Gunung Bromo mengalami kebakaran yang disebabkan adanya suar yang dipakai dalam sesi foto pranikah.

"Kejadian itu mengakibatkan area lahan yang terbakar mencapai 989 hektare," katanya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Libatkan Tim Ahli dari Perguruan Tinggi

Dampak Kebakaran Lahan Gunung Bromo, Kerugian Diperkirakan Rp54 Miliar dan Butuh Waktu 5 Tahun Pulihkan Ekosistem
Dampak Kebakaran Lahan Gunung Bromo, Kerugian Diperkirakan Rp54 Miliar dan Butuh Waktu 5 Tahun Pulihkan Ekosistem.  foto: Instagram @bbtnbromotenggersemeru

Areal kawasan Gunung Bromo yang terbakar berada di medan yang beragam. Oleh karena itu, KLHK sedang mempelajari bagaimana upaya pemulihan yang efektif untuk mengembalikan ekosistem yang terdampak.

"Kami juga melihat bagaimana pemulihan itu dilakukan dengan intervensi dan suksesi alami masih kami pelajari, karena medannya beragam, apalagi ada savana pasir kira-kira 6 ribuan hektare dari 50 ribu hektare," kata Siti.

KLHK melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya dalam mengembalikan ekosistem di kawasan yang terbakar.

Siti mengungkapkan ada banyak aspek yang harus dibangun kembali untuk wilayah yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tersebut.

Dia juga mengajak pihak lain untuk bekerja sama, seperti USAID. Hal ini karena keberadaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang sangat strategis dan dikenal secara nasional maupun internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya