Kebutuhan Pangan Dunia Meningkat, Perlu Teknologi dan Inovasi Bidang Pertanian

Tahun 2050 mendatang penduduk dunia diperkirakan dapat mencapai 10 miliar jiwa yang membuat kebutuhan pangan akan meningkat menjadi 70 persen dari sekarang.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Okt 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 22:00 WIB
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban Raih Subroto 2021 dalam Penerapan Proses Penambangan
Petani merawat tanaman di lahan reklamasi kawasan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban, Jawa Timur, Rabu (29/09/2021). SIG Pabrik Tuban meraih Penghargaan Subroto 2021 ”Bidang Inovasi Aspek Teknik dan Lingkungan untuk Kaidah Penambangan yang Baik” (Liputan6.com/HO/SIG)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pada tahun  2050 mendatang, penduduk dunia diperkirakan akan menjadi 9,7 atau 10 miliar jiwa sehingga butuh penerapan teknologi dan inovasi bidang pertanian untuk meningkatkan produktivitas pangan di saat sumber pangan makin terbatas. Sehingga perlu kualitas SDM yang unggul dalam menerapkan teknologi dan inovasi di bidang pertanian tersebut.

“Fakultas Pertanian mengemban tanggung jawab menyiapkan SDM unggul di bidang pertanian. Apalagi dalam sepuluh tahun terakhir Fakultas ini memiliki visi mengembangkan smart eco bioproduction,” kata CEO Saraswanti Group, Nugroho Hari Hardono, saat menyampaikan Pidato Dies Fakultas Pertanian ke-77 di ruang Auditorium Prof Harjono Danoesastro Fakultas Pertanian, Rabu (27/9/2023).

Menurut alumnus Fakultas Pertanian UGM ini Smart Eco Bio Production merupakan konsep pertanian yang didalamnya meliputi pertanian cerdas berbasis lingkungan berkelanjutan. Hari mengatakan selain itu konsep Eco Bio Production juga meliputi pertanian presisi, pertanian ramah lingkungan, dengan mengintegrasikan berbagai komponen baik itu teknologi, sosial, budaya dan sumber daya manusia. 

 

“Saya kira visi ini masih faktual sampai sepuluh tahun ke depan yang harus didukung dengan misi, program serta strategi yang lain. Kami dari pelaku usaha siap memberikan feedback dalam menjalankan visi ini,” kata lulusan tahun 1987 ini.

Sementara kriteria SDM Pertanian yang unggul menurutnya adalah yang memiliki kompetensi  baik, adaptif dan inovatif, kerja keras, ulet dan tekun dan selalu berpikir positif dan optimis. 

“Yang jelas tidak koruptif dan manipulatif serta memiliki jiwa leadership,” katanya.

Agar inovasi bidang pertanian ini berjalan maka mahasiswa yang kuliah di Fakultas Pertanian harus memiliki praktik kerja atau magang agar mereka mendapat pengalaman baru sebelum memilih terjun ke dunia bisnis setelah lulus. 

“Magang itu sangat penting untuk memberi pengalaman baru. Ketika ia ingin memulai bisnis maka ia bisa mulai belajar dari diri sendiri, berani memulai dan tidak sekedar menjadi angan-angannya saja. Sebab hampir tidak ada sesuatu itu yang mustahil untuk kita kerjakan jika kita kreatif. Lalu setelah terjun, tetap menjaga komitmen usaha itu sangat penting,” ujarnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia, mendukung upaya Fakultas Pertanian UGM mewujudkan keamanan dan kemandirian pangan di tanah air melalui konsep smart eco bio production yang sudah dilakukan selama ini dengan menggandeng petani dan dunia usaha.

“Kita ingin memperjuangkan bangsa ini bisa mandiri untuk pangan kita sendiri,” katanya.

Sementara itu Dekan Fakultas Pertanian UGM  Jaka Widada mengatakan Fakultas Pertanian saat ini memiliki peranan penting dan strategis dalam ikut mengatasi persoalan keterbatasan dan ketersediaan pangan dengan meningkatnya jumlah penduduk di tanah air. 

“Peran fakultas pertanian semakin strategis di masa mendatang namun kita bisa memilih strategi dan mengembangkan SDM yang unggul menghadapi tantangan yang sangat luar biasa tersebut,” ujarnya.

Menurutnya selain mampu menghasilkan teknologi dan inovasi bidang pertanian, Fakultas Pertanian juga memiliki tanggung jawab dalam mencetak SDM yang unggul. Hal ini agar mampu  mendukung pengembangan kebijakan dan menghasilkan teknologi dalam memecahkan permasalahan di bidang pertanian. 

“Di usia ke-77 ini, fakultas Pertanian tetap berkomitmen mencetak SDM unggul untuk implementasi produksi pangan yang berkelanjutan melalui pemahaman sistem dan komponen yang saling berinteraksi,” ujarnya.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya