19 Tahun Peringatan Tsunami Aceh, SBY Ziarah ke Kuburan Korban

Saat ini, sudah 19 tahun mengenang peristiwa tsunami Aceh. Adapun mantan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan ziarah ke makam korban tsunami.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 26 Des 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 26 Des 2023, 12:00 WIB
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berziarah ke Makam Kuburan Massal Siron, Aceh, Senin (25/12/2023). (Foto: Partai Demokrat)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berziarah ke Makam Kuburan Massal Siron, Aceh, Senin (25/12/2023). (Foto: Partai Demokrat)

Liputan6.com, Bandung - Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono baru-baru ini melakukan ziarah ke makam korban bencana gempa tsunami Aceh. Diketahui SBY mengunjungi kuburan massal Siron di Kabupaten Aceh Besar.

Ziarah tersebut dilaksanakan pada Senin (25/12/2023) di Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. SBY menyampaikan bahwa lokasi tersebut sempat dikunjungi olehnya dengan almarhum sang istri dan Menteri Agama.

"Tempat ini dulu saya bersama almarhum istri tercinta dan Menteri Agama (almarhum) melihat jenazah para syuhada (korban tsunami Aceh)," kata SBY mengutip dari Antara.

Diketahui ziarah tersebut dilakukan menjelang peringatan 19 tahun tsunami Aceh. SBY pergi didampingi oleh putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sekjen Demokrat, ketua dan kader Demokrat Aceh, serta para ulama.

Presiden ke-6 Indonesia tersebut menyampaikan bahwa setelah peristiwa tsunami yang melanda Aceh, ia dan almarhum istrinya sering mengunjungi Aceh karena peristiwa tersebut menjadi sejarah yang tidak bisa dilupakan.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa tsunami Aceh merupakan salah satu tragedi besar yang terjadi di Aceh dan Indonesia. SBY berharap para pemimpin bangsa dapat memberikan yang terbaik untuk Aceh agar ke depannya tetap adil dan sejahtera.

SBY menceritakan bahwa ketika terjadinya peristiwa tsunami Aceh saat itu, ia tengah berada di Papua. Kemudian setelah mendengar kabarnya di malam hari, ia langsung melaksanakan sidang kabinet terbatas di Jayapura.

Pada hari berikutnya SBY langsung meninggalkan Jayapura untuk menuju ke Aceh, tetapi kala itu pesawatnya harus mengisi bahan bakar ke Ambon. Walhasil, SBY meminta tolong Jusuf Kalla untuk berangkat terlebih dulu ke Banda Aceh.

"Karena itu saya langsung meminta Pak Jusuf Kalla saat itu, tolong berangkat duluan ke Banda Aceh, dan saya ke Lhokseumawe hari kedua. Hari ketiga saya sampai di Banda Aceh," ucapnya.

SBY Mengajak untuk Mengenang Tsunami Aceh

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berziarah ke Makam Kuburan Massal Siron, Aceh, Senin (25/12/2023). (Foto: Partai Demokrat)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berziarah ke Makam Kuburan Massal Siron, Aceh, Senin (25/12/2023). (Foto: Partai Demokrat)

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menyampaikan bahwa setelah tsunami tersebut perdamaian akhirnya datang untuk Aceh. Banyak pihak-pihak yang kemudian bersama membangun kembali kehidupan di Aceh.

Selain itu, perjalanan tragedi tsunami dan perdamaian Aceh merupakan sebuah kewajiban yang harus diselesaikan. Baik wajib dilakukan oleh pemerintah Aceh serta pusat agar bisa memajukan tanah Aceh.

"Ini kewajiban, baik pemerintah Aceh maupun pusat untuk bersama-sama ke depan memajukan tanah Aceh," ujar SBY.

Adapun SBY mengajak semua orang khususnya masyarakat Indonesia untuk kembali mengenang tsunami Aceh. Saat ini terhitung sudah 19 tahun peristiwa Aceh terjadi di Indonesia.

"Mudah-mudahan kita disadarkan sambil memohon pertolongan Allah SWT untuk melakukan segala sesuatu yang mesti dilakukan di tanah Tuhan ini," katanya.

Sejarah Tsunami Aceh

Masjid yang masih berdiri ditempa tsunami di Aceh.
Masjid yang masih berdiri ditempa tsunami di Aceh. (foto: ABC.net)

Tsunami Aceh merupakan salah satu bencana alam terbesar dan terburuk yang terjadi di Indonesia. Tsunami tersebut terjadi pada hari Minggu, 26 Desember 2004 silam dan menelan korban hingga ratusan ribu jiwa.

Sebelum terjadi tsunami wilayah Aceh terlebih dahulu dilanda gempa bumi berkekuatan 9,1 hingga 9,3 SR sekitar pukul 07.50 WIB. Pusat gempa tersebut terjadi di 20-25 kilometer barat daya Sumatera.

Setelah gempa bumi tersebut warga pesisir pantai melihat bahwa air laut mengalami surut dan garis pantai mundur hingga ratusan meter. Tidak lama dari itu beberapa menit kemudian tiba-tiba datang gelombang besar setinggi kurang lebih 30 meter.

Gelombang tersebut menyapu pantai barat Sumatera serta pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya. Diperkirakan gelombang tsunami tersebut menyapu bersih daratan dengan kecepatan mencapai 800 km per jam.

Dalam waktu tujuh menit kota-kota yang ada di pesisir barat Aceh telah dipenuhi oleh puing-puing bangunan dan mayat dalam kondisi tragis. Dilaporkan bahwa sekitar 132.000 jiwa meninggal dunia dan 37.000 orang menghilang.

Adapun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada 27 Desember 2004 bahwa tsunami tersebut menjadi bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Pada 31 Desember 2004 Indonesia dinyatakan sebagai negara yang terdampak tsunami paling parah.

Bahkan, guncangan di Aceh tersebut juga menimbulkan tsunami di beberapa negara lainnya, yaitu Sri Lanka, Thailand, dan India.

Penyebab Tsunami Aceh

Tsunami Aceh 2004
Tsunami Aceh 2004 (NASA)

Tsunami besar yang terjadi di Aceh disebabkan karena adanya gempa besar yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman. Gempa tersebut terjadi karena adanya interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Diketahui guncangan gempa yang terjadi saat itu sekitar 9,1 hingga 9,3 SR yang pusatnya berada di dasar laut pada kedalaman 10 meter. Sehingga gempa yang terjadi masuk dalam gempa dangkal.

Menurut para ahli gempa yang terjadi menimbulkan tsunami karena adanya pergeseran batuan secara tiba-tiba. Sehingga gempa tersebut disertai dengan lentingan batuan di bawa pulau dan dasar laut.

Melalui hal tersebut permukaan laut menurun ke arah palung dan menimbulkan terjadinya gelombang laut besar. Adapun sepanjang tahun 2005-2009 proses rekonstruksi dan rehabilitasi dilakukan agar memulihkan kembali kota Aceh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya