Liputan6.com, Yogyakarta - Warga di Dusun Cokroyasan, Ngombol, Purworejo tidak menyadari jika tanaman semusim yang berdaun tunggal, berbentuk menjari bulat telur dan memiliki gerigi pada pinggiran daun yang tumbuh liar itu adalah tanaman Rosela atau Hibiscus sabdariffa L. Mahasiswa KKNR 8542 UNY di dusun itu menyadarkan masyarakat jika tanaman yang mempunyai banyak manfaat dapat bernilai tinggi.
“Namun tidak mengetahui bahwa tanaman tersebut adalah tanaman rosela,” kata Ketua KKN Chalis Arinan Nashir Senin 18 Desember 2023.
Selain Chalis tim KKN ini terdiri dari Reza Dwi Agustin, Megie Yuliyanti, Kiki Novitasari, Septi Dwi Wahyuningrum, Nanda Putri Devi, Nadya Hening Fajarini, Raras Jatiningtyas Surya Hidayat, Riko Harmawan Alfiansyah, dan Sabrina Wirantika.
Advertisement
Salah satu anggota KKNR 8542 Cokroyasan Nadya Hening Fajar Rini menjelaskan menanam rosela di mana perbanyakan tanaman rosela dilakukan secara generatif dengan biji.
Baca Juga
Untuk mempercepat perkecambahan biji rosela direndam terlebih dahulu dengan air, kemudian baru dipilih biji yang tenggelam untuk ditanam.
“Benih rosela merah dapat langsung ditanam di lahan atau disemai terlebih dahulu,” katanya.
Pada sistem semai benih ditabur pada tempat yang sudah berisikan media tanam kemudian tutup benih dengan tanah. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, pindahkan ke dalam poli bag yang sudah berisikan media tanam.
"Penanaman di poli bag, diawali dengan menyiapkan media tanam dari campuran tanah dan pupuk kendang dengan perbandingan 4:1, lalu masukkan media tanam ke dalam polibag,"
Simak Video Pilihan Ini:
Teh Rosela
Kemudian membuat lubang tanam dan meletakkan bibit ke dalam lubang tanam tersebut dan menutup lubang tanam dengan tanah lalu dipadatkan. Rosela dapat dipanen saat biji telah tua (umur 3-4 minggu) ditandai dengan kulit pembungkus biji yang berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah.
"Pemetikan menggunakan gunting atau pisau untuk meminimalisir kerusakan batang dengan pemanenan dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu)," ucap dia.
Reza Dwi Agustin menjelaskan manfaat bunga rosela dapat menurunkan tensi, kekentalan dan gula darah dan melancarkan peredaran darah. Selain itu juga meningkatkan kinerja usus serta antiinfeksi-bakteri dan mencegah kanker, tumor serta membantu program diet bagi penderita kegemukan.
“Oleh karenanya kami mengajarkan pada para ibu warga Cokroyasan agar dapat mengolah rosela ini menjadi minuman yang sederhana, yaitu teh rosela,” ujar Reza.
Cara membuat teh rosela pertama tama memilih bunga rosela yang berkualitas baik, pisahkan kelopak dan bijinya lalu cuci dan tiriskan. Rosela dapat dikeringkan dengan cara dijemur atau menggunakan oven.
"Sajikan dengan cara diseduh memakai air panas, teh rosela siap disajikan,"
Bahkan selain teh, rosela juga dapat diolah menjadi sirup atau agar-agar. Rosela memiliki kandungan vitamin C pada kelopak bunga rosela diketahui 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus, 10 kali dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting.
Mahasiswa KKN UNY membagikan sejumlah bibit bunga rosela pada warga. salah satu penerima bibit rosela, Tusini merasa senang mendapat bibit rosela tersebut.
“Selama ini hanya tahu bahwa tanaman tersebut adalah tanaman hias dan tanaman liar, namun ternyata dapat dibuat teh,” kata Tusini.
Advertisement