Liputan6.com, Pekanbaru - Untuk kesekian kalinya dunia konservasi di Riau berduka lagi. Perburuan gading membuat seekor gajah jinak di bawah binaan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) menjadi keganasan pemburu.
Gajah jinak bernama Rahman itu ditemukan mati oleh pawang atau mahoutnya. Gading sebelah kiri satwa bongsor yang sering digunakan menangani konflik dengan manusia itu sudah terpotong.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro menjelaskan, gajah Rahman ditemukan mati pada Rabu pagi, 10 Januari 2024. Kematian pertama kali diketahui Jumadi, mahout yang selama ini sering bersama Rahman.
"Saat itu Jumadi memanggil gajah Rahman dengan membawakan buah, namun tidak ada respon seperti biasanya," kata Heru, Kamis petang, 11 Januari 2024.
Jumadi akhirnya mendatangi tempat gajah Rahman sering bermain. Jumadi kaget karena gajah sudah terbaring dan sudah lemas sehingga tak mampu berdiri lagi.
"Gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang," terang Heru.
Jumadi melaporkan hal memilukan ini ke koordinator mahout. Sejumlah pawang menyusuri lokasi hanya saja tidak ditemukan benda yang digunakan pemburu melumpuhkan gajah Rahman.
Heru menduga gajah berumur 46 tahun dan berkelamin jantan itu diracun oleh pemburu. Usai gajah tak berdaya, pemburu dengan cepat memotong gadingnya sebelah kiri dan tak sempat memotong gading sebelah kanan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasih Obat
Pihak TNTN sempat mencoba memberikan obat sesuai petunjuk dokter hewan dari BBKSDA Riau. Petugas memberikan obat pencahar (norit), susu dan gula cair menggunakan selang dengan harapan gajah Rahman selamat.
"Gajah akhirnya mati, sudah dilakukan nekropsi atau bedah bangkai, kematian gajah Rahman diduga karena keracunan," tutur Heru.
Pihak TNTN sudah melaporkan kejadian ini ke Polsek Ukui, jajaran Polres Pelalawan, untuk menelusuri perkara ini.
Advertisement