Liputan6.com, Yogyakarta - Striker PSIM Yogyakarta I Nyoman Sukarja punya cerita yang sampai saat ini berhasil menempanya sebagai pemain ulet dan pantang menyerah. Kisah itu adalah saat ia diterpa cedera serius pada pangkal paha dan Anterior Cruciate Ligament (ACL) lututnya.
Cedera itu ia dapat saat berseragam Bali United pada 2017. Akibat cedera itu, karier I Nyoman Sukarja sempat meredup lantaran harus menepi lama dari lapangan hijau karena melakukan pemulihan.
Nyoman Sukarja adalah pemain asli Bali yang membela tim tanah kelahirannya. Saat itu ia dinilai memiliki potensi yang besar sebagai pemain lokal. Namun, cedera berkepanjangan membuatnya merasa frustasi.
Advertisement
Di balik rasa frustasi itu, ada rumor bahwa Nyoman Sukarja kala itu sempat diguna-guna. Katanya ada orang yang iri melihat kariernya di Bali United, sehingga guna-guna dilakukan untuk membuatnya menyerah sebagai pesepakbola lewat cedera berkepanjangan.
Baca Juga
Penyembuhan cedera Sukarja terbilang cukup lama saat itu, bahkan hingga satu tahun. Pada 2018 ia sempat kembali dan sempat mencetak gol ke gawang Madura United di Liga 1. Sayangnya tak berlangsung lama, Sukarja kembali mengalami cedera yang sama.
Sayangnya, rumor itu memang tidak bisa dikonfirmasi, namun banyak diketahui oleh insan sepak bola di Bali. Sukarja mengaku bodo amat, ia memilih untuk fokus dalam pemulihan agar segera kembali ke lapangan hijau.
Ia bertekad tak mau menyerah lantaran telah membangun kariernya di sepak bola dengan jerih payah yang tidak sebentar.
Pada 2020, ia dilepas Bali dengan alasan tak bisa menampungnya karena terlalu lama menepi. Sukarja baru mendapat klub pada pertengahan 2021, klub Liga 2 Sulut United.
"Waktu cedera lama terakhir itu sebenarnya memang ACL, butuh waktu lama recovery karena saya harus operasi. Saya tak tahu rumor apa yang beredar. Saya fokus pulih dan bisa bermain kembali." kata Sukarja tempo hari.
Kesempatan Kedua
Saat kembali ke lapangan hijau, Sukarja tampil di Liga 2 bersama Sulut United pada 2021. Kemudian ia hengkang ke PSKC Cimahi. Pada usianya yang sudah masuk kepala tiga, ia tak patah arang untuk bersaing dengan pemain yang lebih muda darinya.
Berkat kerja keras itu, Sukarja menjadi pemain yang diperhitungkan. Bahkan, pelatih PSIM Yogyakarta Kas Hartadi memilihnya untuk menjadi ujung tombak tim di Liga 2 2023/2024.
"Saat cedera parah itu saya alami ketika masuk usia 30 tahun. Banyak anggapan 30 plus itu sudah menuju karier di sepak bola akan selesai. Tapi saya tidak berpikir itu, saya ingin pulih. Musim lalu comeback saya buktikan itu. Saya masih prima dan bisa bermain. Berlanjut sampai sekarang saya bisa membuktikan. Saya hanya berusaha terus berlatih, fokus dan disiplin juga yakin dengan value yang kita punya," kata Sukarja.
Kegigihan dan sikap pantang menyerahnya membuat Sukarja selalu masuk dalam skema sang pelatih. Ia bahkan bisa mengisi posisi winger atau pemain di belakang striker. Hasilnya juga tidak buruk, Sukarja berhasil membuktikan dirinya bisa berguna di bawah arahan Kas Hartadi.
"Posisi second striker, saya selama karier sudah pernah main di posisi ini jadi bukan hal baru. Di Bali pernah juga, sebenarnya perubahan posisi pemain tergantung kebutuhan tim dan arahan pelatih. Saya pribadi tidak masalah dengan hal ini, dalam situasi darurat pun sering terjadi, menyesuaikan strategi dan situasi lawan di lapangan," ucapnya.
Penulis: Taufiq Syarifudin
Advertisement