Liputan6.com, Bandung - Para pengusaha di Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengaku optimis meraih target sepertu tahun 2023 saat memasuki tahun politik saat ini.
Menurut Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik, optimisme itu timbul berdasarkan realisasi usaha dan investasi tahun 2023 di Jabar yang mampu melampaui target.
"Investasi (2023) yang masuk di Jawa Barat lebih dari target. Jadi saya senang sekali. Padahal ini dekat dengan tahun politik, ternyata optimisme dari pengusaha baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing) luar biasa," kata Ning keterangan tertulisnya Bandung, Jumat, 2 Februari 2024.
Advertisement
Tentang berhembusnya isu perusahaan yang tengah bergejolak, Ning menyampaikan, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi tersebut.
Ning mengatakan Apindo tak berharap ada perusahaan yang bergejolak karena satu dan lain hal. Apalagi ditengah tahapan Pemilu 2024 yang kini tengah berlangsung.
"Nggak ada bocoran. Kita berupaya tidak ada relokasi. Kalau saya ditanya seperti ini sekarang, saya harap, jangan," ucap Ning.
Di sisi lain, Ning juga menjelaskan bahwa perusahaan padat karya saat ini memang cukup rentan terhadap isu relokasi.
Ning menyebutkan, ada beberapa perusahaan yang relokasi dari Jabar sejak 2022 hingga 2023. Perusahaan itu yang berdiri di Sukabumi dan Purwakarta.
"Jadi memang daerah yang untuk padat karya sudah kurang, terutama di Karawang," terang Ning.
Terkait infrastruktur, Ning menuturkan, Jabar termasuk provinsi yang cukup baik dan mendukung investasi.
"Jabar itu hebat, sekarang infrastrukturnya lebih bagus, misalnya di Patimban. Kita juga lihat di kawasan Rebana mulai berkembang. Di Cirebon yang investasi banyak sekali," ujarnya.
Ning juga menjabarkan dalam 10 tahun terakhir banyak perusahaan yang berdiri di Jabar, seperti di Cirebon ada tiga pabrik besar sepatu.
"Saya menyampaikan berdasarkan apa yang saya lihat langsung di beberapa daerah, terutama Cirebon, ada tiga pabrik sepatu di sana. Kalau kita ngomongin sepatu, artinya satu pabrik butuh puluhan ribu karyawan dan itu ada tiga di sana gede-gede," jelas Ning.
Menghadapi tahun politik, Ning kembali menegaskan bahwa pemilu bukan baru kali ini terjadi, tetapi dunia usaha tetap baik-baik saja.
"Jadi pengusaha harus tetap optimistis karena tak hanya sekarang pemilu itu terjadi. Setiap lima tahun ada pemilu dan semua kita baik-baik saja," sebut Ning.
Baca Juga
Primadona Baru Pariwisata
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin, menginginkan pariwisata yang ada berkembang pesat, terutama di kawasan Ciayumajakuning, yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Untuk itu, Bey bertemu dengan anak muda untuk mendengarkan aspirasi terkait pengembangan daerah wisata di kawasan Ciayumajakuning.
"Saya ingin pariwisata di Jawa Barat berkembang dan mendengarkan pendapat dari anak muda (Bobobox) atau yang memiliki visi misi kekinian," kata Bey pada Selasa (30/1/2024).
Bey menargetkan, wisatawan luar daerah menjadi fokus utama dalam upaya mengembangkan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka.
"Intinya saya minta, coba dimana pariwisata yang menarik dan kalau bisa destinasi itu menarik wisatawan dari luar Jabar, jadi menggunakan pesawat (dari Kertajati). Saya minta fokusnya di Ciayumajakuning untuk menarik wisatawan ke daerah tersebut karena itu juga untuk (pengembangan) BIJB," ujar Bey.
Menurut data, Bey menyebut saat ini destinasi wisata di Jabar yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Lembang, Puncak Bogor, dan Pangandaran.
Bey ingin ke depan, kawasan Ciayumajakuning menjadi primadona baru pariwisata di Jawa Barat.
"Dari data Bobobox, yang paling ramai adalah Lembang, Puncak, dan Pangandaran. Saya minta yang Ciayumajakuning dikembangkan juga potensi pariwisatanya," ungkap Bey.
Pemdaprov Jabar ingin menggandeng berbagai pihak dalam upaya meningkatkan pariwisata di Jabar untuk mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor ini.
"Intinya kami ingin menggandeng semua pihak supaya potensi pariwisata Jawa Barat betul-betul terakomodir karena ada semua di sini, dari mulai pantai sampai pegunungan," ujarnya.
"Kita mulai berpikir PAD dari sektor pariwisata. Jadi antisipasi dari sekarang, jangan sampai kita kebingungan sendiri mencari sumber PAD," terang Bey.
Advertisement
Jawa Barat Ditargetkan Raih Rp250 Triliun
Mengutip laman Regional Liputan6.com, Pemerintah Jawa Barat ditargetkan oleh Pemerintah RI agar meningkatkan sejumlah investasi dibandingkan pada periode enam tahun lalu.
Menurut Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Taufiq Budi Santoso, salah satu siasat meningkatkan investasi ini yakni dengan menyajikan iklim yang kondusif bagi investor.
"Sebagaimana yang diperintahkan oleh pemerintah pusat bahwa kita ditargetkan untuk meningkatkan investasi di Jawa Barat menjadi antara Rp247-Rp250 triliun ya. Jadi kalau kita lihat bahwa investasi itu menjadi penting untuk kita dorong dan kita fasilitasi dan disiapkan iklim yang kondusif," ujar Taufiq, Bandung, Selasa, 30 Januari 2024.
Taufiq menambahkan investasi menjadi bagian penting dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah Jawa Barat.
Alasannya, dari pembentukan PDRB sebetulnya investasi merupakan bagian yang penting selain konsumsi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Taufiq berharap target yang ditentukan oleh Pemerintah RI dapat terealisasi.
"Untuk itu Pemprov Jabar berupaya sekuat tenaga bersama seluruh kabupaten dan kota memberikan layanan dalam perizinan untuk investasi ini," kata Taufiq.
Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Nining Yuliastiani mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi fokus dalam meningkatkan investasi.
Nining merinci terdapat tiga fokus peningkatan ekonomi yang dapat dipacu guna meningkatkan investasi di Provinsi Jawa Barat.
"Fokus kami untuk peningkatan investasi, yakni masih tetap infrastruktur, pariwisata, dan hilirisasi yang renewable dan berbasis teknologi," sebut Nining.
Nining optimistis investasi yang ditargetkan oleh Pemerintah RI melalui Kementerian Investasi/BKPM ke Pemerintah Jawa Barat dapat terealisasi.
Nining menjelaskan besaran investasi Jabar sekitar Rp247 triliun-Rp250 triliun yang bakal menjadi target dari nasional.
"Optimistis bisa mencapai itu, melihat setiap tahun kami bisa melampaui target dan tentunya karena Jabar banyak memiliki hal yang mendukung peningkatan investasi," sebut Nining.
Nining menambahkan realisasi investasi Jabar 2023 mencapai Rp210,6 triliun, di atas target yang diberikan sebesar Rp188 triliun.
Lima besar kabupaten dan kota dengan investasi terbesar yakni Kabupaten Bekasi Rp61,21 triliun, Kabupaten Karawang Rp45,86 triliun, Kabupaten Bogor Rp15,18 triliun, Kabupaten Purwakarta Rp14,88 triliun, dan Kota Bekasi senilai Rp12,3 triliun.
"Investasi di Jabar khususnya wilayah Rebana (utara) dan Arumanis (selatan) terus meningkat. Dari 2021 hingga 2023, total investasi di kawasan Metropolitan Rebana mencapai Rp50,11 tripiun. Sementara di kawasan Arumanis senilai Rp27,3 Triliun," tukas Nining.
Selain PMDN (penanaman modal dalam negeri), investor luar negeri yang membidik Jabar juga terus meningkat. Pada 2023 investor asing yang masuk ke Jabar mencapai Rp122,6 triliun.
Khusus investasi asing, Jepang menjadi penyumbang tertinggi dengan nilai investasi Rp26,65 triliun. Negara lainnya adalah Singapura, Tiongkok, Korsel dan Malaysia.
Sedangkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Bambang Pramono menambahkan realisasi investasi di Jabar yang selalu melampaui target menunjukkan keberhasilan Pemdaprov Jabar dalam menyiapkan potensi yang dimiliki.
"Yang ditawarkan sangat diminati dan potensial sehingga berhasil menarik investasi," ungkapnya.
Bambang menegaskan investasi harus lebih tersebar tidak hanya di wilayah utara saja, namun juga ke selatan Jabar. Jabar juga berpotensi untuk pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi hijau atau energi terbarukan.
Bambang menyampaikan, bahwa keberhasilan dalam menciptakan iklim investasi yang harmonis menjadi kunci realisasi investasi Jawa Barat yang semakin melesat di 2023 harus dilanjutkan.
Selain itu, realisasi investasi yang tinggi juga sangat berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat seiring dengan nilai Incremental Capital Output Ration (ICOR) yang relatif stabil dari tahun ke tahun.
"Seluruh stakeholders terkait investasi di Jabar juga perlu secara aktif melakukan berbagai upaya proaktif dan inovatif dalam mengidentifikasi potential project yang diminati investor luar negeri saat ini, khususnya bagi para calon investor yang sedang dalam posisi mencari pilihan penempatan dana investasi yang aman dan nyaman," terang Bambang.
Pemerintah Jawa Barat tercatat berhasil membukukan realisasi investasi di sepanjang tahun 2023 sebesar Rp210,6 triliun, atau sebesar 112 persen dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi.
Capaian tersebut, turut berdampak signifikan terhadap perekonomian Jabar seiring dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar 253.424 orang, dengan jumlah Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sebanyak 94.469 LKPM.
Dengan capaian tersebut, didukung terjaganya konsumsi rumah tangga dan kinerja sektor ekonomi unggulan, pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2023 diperkirakan sebesar 4,7-5,5 persen (yoy).
Raihan Investasi Jabar
Pada awal Januari 2024, selama enam tahun dari 2018-2024 realisasi investasi yang diraih Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencapai Rp838,81 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 856,3 ribu orang.
Nining Yuliastiani sebelumnya menyebutkan dengan raihan tersebut pembangunan dapat terus dilakukan.
"Jawa Barat dalam kurun waktu enam tahun ini menjad number one se-Indonesia dan itu kemudian posisinya alhamdulillah tahun kemarin 2023, kita diganjar oleh BKPM menjadi provinsi terbaik se-Indonesia memberikan pelayanan investasi," ujar Nining dicuplik dari akun Youtube Jabarprov TV Bandung, Rabu, 10 Januari 2024.
Nining mengatakan investasi menjadi pendorong paling penting untuk pembangunan. Maka dari itu pengembangan investasi harus terus dilakukan.
Nining menyebutkan Provinsi Jabar unggul dalam capaian realisasi investasi di Indonesia selama enam tahun berturut-turut. Kendati begitu, harus terus menggali berbagai potensi yang dimiliki untuk membuat sektor yang baru.
"Melihat apa yang terjadi di tahun 2023, ada banyak hal yang dievaluasi dalam pengembangan ekosistem investasi di Jawa Barat," kata Nining.
Nining menyebutkan pihaknya telah mengambil sikap untuk memberikan solusi dari tantangan yang akan dihadapi di tahun berikutnya, seperti tensi geopolitik, perubahan iklim, future pandemic, dan digitalisasi.
Dia mengakui bahwa kondisi mendatang bukan hal mudah untuk meningkatkan raihan investasi yang akan didatangkan.
"Pada tahun 2024, Jawa Barat akan fokus mendorong pengembangan industri hilirisasi berbasis renewable di Jawa Barat dan mendorong implementasi Green Economy di Jawa Barat," ungkap Nining.
Nining menuturkan bahwa Jabar tidak cukup hanya dengan mempromosikan berbagai potensi yang ada untuk menggaet investor.
Nining menekankan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu kunci berkembangnya investasi.
"Kualitas SDM adalah aset yang menjadi investasi, posisi SDM yang bagus akan menjadi salah satu komponen dari kegiatan ekonomi di Jawa Barat, dan menjadi bahan promosi aset investasi. Mari kita sama-sama bekerja sama mendukung investasi yang berkualitas," ucap Nining.
Nining menambahkan, pencapaian besar investasi Jabar pada 2023, baik realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), akan terus didorong di 2024, terlebih jika didukung dengan infrastruktur dan kemudahan pelayanan perizinan.
"Hal ini tentu akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang lebih baik," sebut Nining.
Advertisement