Liputan6.com, Yogyakarta - Di sela malam tirakatan dan doa bersama yang dilakukan di Masjid Darul Ikrom Sambilegi, Sleman, Yogyakarta, Cawapres nomor urut 03, Mahfud Md menceritakan tentang para pemeran Film Dokumenter Dirty Vote yang dilaporkan ke polisi. Mahfud pun mengakui bahwa mereka adalah teman namun belum tentu pendukungnya.
Mahfud mengungkapkan bahwa hingga saat ini dirinya belum menonton film dokumenter karya Dandhy Laksono secara utuh. Sebab, saat Film tersebut diputar, dirinya sedang menjalankan ibadah di tanah suci.
Advertisement
Baca Juga
“Film itu kan panjang sekali, 1 jam dan 56 menit. Saya hanya nonton sepertiga langsung ketiduran. Waktu itu saya masih di Makkah, jadi cuma sepotong sepotong,” kata Mahfud Md, Selasa malam (13/02/24).
Menurutnya, dari isu yang berkambang saat ini, film tersebut dikaitkan dengan pencalonnya sebagai calon wakil presiden, hal tersebut merupakan tidak benar. Meski demikian, Mahfud mengakui bahwa pemeran Film tersebut adalah temannya.
“Tiga orang itu adalah teman-teman saya, waktu saya jadi dosen, ketiganya itu binaan saya dan sekarang jadi teman diskusi,” jalasnya.
Mahfud juga menyampaikan, bahwa dirinya memiliki 60 tim reformasi hukum saat menjabat Menkopolhukam. Dari sekian jumlah tersebut, banyak yang mendukung Paslon 01 maupun Paslon 02 dalam pemilu 2024 ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Tentang Film Dirty Vote
Ia menjelaskan bahwa dirinya sudah lama tidak pernah bertemu dengan Feri Amsari. Tepatnya ketika ia sudah berstatus sebagai cawapres.
Bahkan, kata dia, keduanya saling menghindar satu sama lain. Tetapi, Mahfud mengakui sering bertemu dengan Zainal Arifin Mochtar atau Uceng setiap dirinya ke Yogyakarta.
Begitu juga dengan Bivitri. Keduanya sering bertemu untuk mendiskusikan persoalan hukum ketika masih menjabat sebagai Menko Polhukam.
"Banyak itu lah binaan saya yang tersebar, Fritz Siregar itu juru bicaranya Pak Prabowo itu juga teman baik saya," imbuh dia.
Film Dirty Vote disutradarai Dandhy Dwi Laksono. Film tersebut ditayangkan perdana melalui kanal rumah produksi WatchDoc di Youtube pada Minggu (11/2/2024), pukul 11.00 WIB, bertepatan hari pertama masa tenang pemilu.
Dalam film Dirty Vote, Bivitri, Feri, dan Zainal bergantian menjelaskan dugaan kecurangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Setelah film dirilis, muncul narasi di media sosial yang menyebut ketiga pakar tersebut dekat dengan Mahfud yang berstatus calon wakil presiden. Tudingan itu muncul karena Bivitri, Feri, dan Zainal pernah tergabung dalam Tim Percepatan Reformasi Hukum yang dibentuk oleh Mahfud selaku Menko Polhukam pada Mei 2023 lalu.
Advertisement